

Disusun oleh :
Muthiah Khaeriyah Manshur
13 31 010
Sekolah Tinggi Agama Islam
Darud Da’wah Wal-irsyad ( STAI DDI)
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT,
yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Hakekat dan Peran Kepemimpinan”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Kepemimpinan.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Maros, 6 Juni 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar……..……………………………………………………………….i
Daftar isi……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang………………………………….……………………..………....….1
B.
Rumusan
masalah…………………………………………………...…….…...……2
C.
Tujuan…………………………………………………………………...…….…….2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
peran kepemimpinan…………………….........................………….…3
B.
Hakekat
pengambilan keputusan…………………………………......……..…...10
C.
Peran
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan..………………………......12
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………..……………….……………16
B.
Saran……………………………………………………..…………….…………...17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….………..18
^6sjbdjsbsbmuthsjfkdjkjdjfdkjfkjfkjfdmmutb
Iiiiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan
beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut
disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan
bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana
mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku,
dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut
dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan
(leadership) (Siagian, 1980)
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak
semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual.
Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya
efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat
bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.
Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika
organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan
memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi
yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik
dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta
kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
Upaya membangun keterampilan personal tersebut
selaras dengan perkembagan kekinian rumpun kajian Organizational Studies (Teori
Organisasi, Perilaku Organisasi, Manajemen SDM, dan Kepemimpinan), yang
menemukan kontekstualisasinya dalam semangat pendekatan human relations.
Organisasi birokrasi publik pun idealnya tidak terlepas dari arah perkembangan
ini. Dalam hal ini, paradigma organisasi birokratik-weberian yang berkarakter
(terlalu) impersonal dan dingin, mendapatkan tantangan serius dari paradigma
post-birokrasi yang lebih humanis
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan,
hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan
memahami masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat
orang lain, namum kenyataannya banyak pemimpin dalam pengambilan keputusan
tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran
kepemimpinan?
2. Bagaimana hakekat
pengambilan keputusan?
3. Peran
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
peran kepemimpinan!
2. Untuk mengetahui
hakekat dalam pengambilan keputusan!
3. Untuk mengetahui
peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Peran Kepemimpinan
Sebelum membahas tentang pembagian peran
kepemimpinan terlebih dahulu kita akan memaparkan tentang pengertian peran
kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan
seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk
mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak
sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan
nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan pengertian peran
adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi
tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan
kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang
sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Beberapa fungsi kepemimpinan
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya
tujuan organisasi.
Ø Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
a. Perencanaan
merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan
apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan
berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan
atas fakta – fakta yang diketahui
c. Perencanaan
berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Ø Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
a. Perencanaan tidak
tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan
kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan
tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang
diperlukan.
Ø
Setiap rencana yang
baik akan berisi:
a. Maksud dan tujuan
yang tetap dan dapat dipahami
b.Penggunaan sumber
– sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur
untuk mencapai tujuan tersebut
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke
depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada
terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses
pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun
yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara
pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam
organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari –
hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin
untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan
dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi
kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang
menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang
berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh
perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan
prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah
yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani
dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas
dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan
memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk
melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu
menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga
tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka. Dalam membicarakan peranan kepemimpinan, telah ada berbagai teori
atau pendekatan seperti, teori sifat, teori perilaku dan kontingensi.
Teori-teori tersebut pada prinsipnya mengungkapkan pendapat bagaimana seorang
pemimpin berhasil menggerakan bawahan, yang ditinjau dari sudut pandangan
mereka yang berbeda satu sama lain. Sedangkan
untuk memahami peranan kepemimpinan, tidak lain merupakan satu pendekatan yang
lebih banyak ditekankan kepada sederetan tugas-tugas yang perlu dilaksanakan
oleh setiap pemimpin, yaitu hubungan timbal balik antara pemimpin dengan
bawahan, yang dalam kerangka manajemen disebut leadership function. Jadi
apabila dikaitkan dengan pendapat Fiedler, teori kepemimpinan pada hakekatnya
berpengaruh dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang menyangkut tiga
masalah pokok kepemimpinan, yaitu : how one becomes a leader, how leaders
behave, dan yang terakhir, what makes the leaders effective.
Dengan
demikian peranan seorang pemimpin, akan tampil ke dalam berbagai hal yang lebih
khusus (more specialized) dari pada peranan seorang manager. Sebab peranan
seorang pemimpin pada dasarnya merupakan uraian tugas dan tanggungjawab
kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajer, seperti diuraikan oleh Stoner
dan Mintzberg.
Fungsi
kepemimpinan adalah mengajak atau
menghimbau semua bawahan atau pengikut agar dengan penuh kemauan untuk
memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi sesuai dengan kemampuan
para bawahan secara maksimal”.
Berdasarkan
definisi tersebut, paling tidak ada tiga hal pokok yang memberikan ciri
terhadap fungsi kepemimpinan, yaitu : Kemampuan
untuk memahami bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kekuatan motivasi
dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang bebeda-beda. Kemampuan untuk menimbulkan semangat.
Kemampuan untuk
berbuat dengan cara tertentu, sehingga menciptakan suatu suasana yang
merangsang lahirnya suatu respon atau motivasi.
Pendapat lain
yang menarik tentang peranan kepemimpinan diungkapkan oleh H.G.Hicks dan C.R.
Gullett dalam buku yang berjudul Organization : Theory and Behaviors.
Keduanya
berpendapat bahwa peranan pemimpin yaitu bersikap adil, memberikan sugesti,
mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman,
sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan mau menghargai.
Masing-masing
peranan atau fungsi tersebut sebagai berikut :
Ø Bersikap adil (arbitrating)
Dalam kehidupan
organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak.
Sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari kesepakatan
antar sesama bawahan, maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai
tujuan organisasi. Tetapi dalam hal-hal tertentu mungkin akan terjadi
ketidaksesuaian/ timbul persoalan dalam hubungan diantara para bawahan. Apabila
diantara mereka tidak bisa memecahkan persoalan tersebut, pemimpin perlu turun
tangan untuk segera menyelesaikan. Dalam hal memecahkan persoalan hubungan
diantara bawahan, pemimpin harus bertindak adil dan tidak memihak.
Ø Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti bisa
disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan
kewibawaan atau pengaruh yang seharusnya mampu menggerakan hati orang lain.
Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa
pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para
bawahan.
Ø Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya
tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh
berbagai sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam
arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya
manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai
seperti : mekanisme dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.
Ø Katalisastor (catalysing)
Secara kimiawi,
arti kata “katalis” atau “katalisator” ialah sat yang tidak ikut bereaksi,
tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin
dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin tersebut
berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumberdaya manusia yang ada,
berusaha memberikan reaksi yang memberikan semangat dan daya kerja cepat dan
semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
Ø Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap pemimpin
berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat
dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara hal-hal yang
positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan
demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari
segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan keamanan
dari pimpinan.
Ø Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan
yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau
pemimpinnya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih
kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin
adalah segala-galanya, oleh karenanya segala perilaku, perbuatan dan
kata-katanya akan selalu memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya.
Penampilan dan kesan-kesan positif
seorang pemimpin akan memberikan
gambaran yang positif pula terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan
demikian setiap pemimpin tidak lain juga diakui sebagai tokoh yang mewakili
dalam segala hal dari organisasi yang dipimpinnya.
Ø Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang
pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. Oleh
karena itu setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para
bawahan, sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi secara
antusias, dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
Ø Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang
pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain.
Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan
dan penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin
harus mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada
bawahannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
1. Yang menjadi
dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan
2. Efektivitas
kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3. Efektivitas
kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4. Perilaku
seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan
5. Kehidupan
organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
B. Hakekat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan
alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen.. Misalnya, saat manajer
merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka membuat keputusan. Akan tetapi,
ahli teori klasik tidak menjelaskan pengambilan keputusan tersebut secara umum.
Pelopor teori manajemen seperti Fayol dan Urwick membahas pengambilan keputusan
mengenai pengaruhnya pada delegasi dan otoritas, sementara bapak
manajemen-Frederick W. Taylor- hanya menyinggung metode ilmiah sebagai
pendekatan untuk pengambilan keputusan. Seperti kebanyakan aspek teori
organisasi modern, analisis awal pengambilan keputusan dapat ditelusuri pada
Chester Barnard. Dalam The Functions of the Exec Barnard memberikan analisis
komprehensif mengenai pengambilan keputusan menyatakan "Proses keputusan
... merupakan teknik untuk mempersempit pilihan."
Kebanyakan pembahasan proses pengambilan
keputusan terbagi dalam beberapa langkah. Hal ini dapat ditelusuri dari ide
yang dikembangkan Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi yang
memenangkan hadiah Nobel, yang mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam
proses pengambilan keputusan:
1. Aktivitas
inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.
2. Aktivitas desain.
Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan
analisis masalah.
3. Aktivitas
memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih
tindakan tertentu dari yang tersedia
Berhubungan dengan tahap-tahap tersebut, tetapi
lebih empiris (yaitu, menelusuri keputusan sebenarnya dalam organisasi), adalah
langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan koleganya:
1. Tahap
identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis
dibuat. Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif
dan sistematis, tetapi masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap
pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada
untuk mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan
proses pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide
solusi ideal yang tidak jelas.
3. Tahap seleksi, di
mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan penilainn
pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis;
dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tawar-menawar
saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik
yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian
dibuat.
C. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan
Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat
besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan
dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas
pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan,
seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam
tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu,
untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari
konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk
kepemimpinan, sehingga:
1. Teori keputusan
meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak
pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif
daripada deskriptif
2. Pengambilan
keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk
menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara
individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi
bisnisnya
3. Pengambilan
keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk
mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan
dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan
keputusan.
1. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan
seperti:
a. Identifikasi
masalah
b. Mendefinisikan
masalah
c. Memformulasikan
dan mengembangkan alternative
d. Implementasi
keputusan
e. Evaluasi
keputusan
2. Gaya pengambilan keputusan
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat
juga gaya pengambilan keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang
dipelajari.
Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran
yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara berpikir,
terdiri dari:
a. Logis dan
rasional; mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan
kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
2. Toleransi
terhadap ambiguitas
a. Kebutuhan yang
tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
b. Kebutuhan yang
rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran
pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas
menghasilkan gaya pengambilan keputusan seperti:
1. Direktif, toleransi
ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara
cepat dan berorientasi jangka pendek
2. Analitik, toleransi
ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat,
mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
3. Konseptual, toleransi
ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan
solusi kreatif atas masalah
4. Behavioral, toleransi
ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan
penerimaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah
upaya-upaya yang perlu ditempuh seperti:
1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat
perbedaan antara permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti
ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan
dan arah daripada metode dan cara.
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang
relevan sebanyak-banyaknya.
3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah
esensi dari kegiatan pengambilan keputusan.
4. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada
tataran pilihan, melainkan berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi
guna memberikan umpan balik.
Pengambilan keputusan merupakan fungsi
kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang
menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang
berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu
diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari :
a. Perasaan, firasat
atau intuisi
b. Pengumpulan,
pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional –
sistematis.
c. Pengalaman baik
yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal
yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin
dapat menggunakan metode – metode sebagai berikut:
a.
Keputusan–keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara
sendirian.
b.
Keputusan–keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus
dapat diserahkan kepada orang – orang yang terlatih khusus untuk itu atau
dilakukan dengan menggunakan komputer.
c.
Keputusan–keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi
tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan
kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan–perhitungan secara teknis agae
diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil
keputusannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan
beberapa hal yang benar atau sering disebut “people who do the right
thing”. Sementara manajer adalah seseorang yang harus melaksanakan sesuatu
secara benar atau disebut “people who do things right”. Kepemimpinan seseorang
dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan
keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap
hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak
mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Salah satu
peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran
membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan
pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan
insentif. Sebagai sumber inspirasi, seorang pemimpin tidak hanya menunjukkan
dalam kata dan ucapan saja, melainkan juga tindakan dan perilaku sehari-hari.
Orang berharap seorang pemimpin yang menunjukkan optimisme, segar, antusias,
energik, dan berpikir positif pada masa depan. Kepemimpinan yang inspiratif
memberikan banyak orang kemampuan untuk menggali makna dan menemukan tujuan
hidup.
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan
alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen. Menurut Herbert A. Simon,
ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama
dalam proses, pengambilan keputusan:
(1) Aktivitas inteligens
(2) Aktivitas desain
(3) Aktivitas memilih
(1) Aktivitas inteligens
(2) Aktivitas desain
(3) Aktivitas memilih
Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan
sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia. Sedangkan Mintzberg
dan koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan,
yaitu:
(1) Tahap identifikasi
(2) Tahap pengembangan
(3) Tahap seleksi.
(1) Tahap identifikasi
(2) Tahap pengembangan
(3) Tahap seleksi.
B. Saran
Hendaknya pembaca jika menjadi seorang pemimpin
dalam suatu organisasi dapat mengambil keputusan yang tepat dan menerapkan gaya
kepmimpinan sesuai dengan situasi dengan berbagai pertimbangan yang telah
diperhutungkan secara matang.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. EK. Imam Munawwir. Asas-asas
kepemimpinan. Surabaya. Usaha nasional.
Pudjo Sumedi,(2010). Organisasi
dan Kepemimpinan, Jakarta, Uhamka Press.
http://bealeader44.blogspot.com/2013/06/fungsi-dan-peranseorang-pemimpin-dalam.html
http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalah-kepemimpinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar