![]() |
MAKALAH LEADERSHIP / KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
( Dosen Pembimbing : A. Muh. Yusri Teja, S.Pd.I, M. Pd )
Disusun
Oleh :
Muhammad
Nurdin
NIM : 13 31 017
Semester IV
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
DARUD
DAKWAH WAL IRSYAD
(STAI
DDI MAROS)
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena hanya dengan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktuny a. Salam dan Salawat semoga tercurah selalu kepada
junjungan Nabiullah Muhammad Saw. beserta keluarganya yang disucikan oleh Allah
untuk dijadikan sebagai panutan umat manusia sepanjang masa.
Dalam
penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami
sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir
kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Maros, Juni
2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... ii
Daftar
Isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Kepemimpinan Abad Ini
A. Definisi
Tentang Kepemimpinan ...................................................... 3
B. Model
Kepemimpinan Abad ke- 21 ................................................... 4
C. Pedoman
Pemimpin Abad 21 ............................................................. 5
D. Kriteria-Kriteria
Pemimpin Abad 21 ................................................. 9
E. Faktor
Penunjang Kepemimpinan Abad Ini...................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kepemimpinan Abad 21
ini beranjak dari pandangan bahwapemimpin publik harus mengenali secara
tepat dan utuh baik mengenai dirinya mau pun mengenai kondisi dan aspirasi
masyarakat atau orang-orang yang dipimpinnya, perkembangan dan permasalahan
lingkungan strategis yang dihadapi dalam berbagai bidang kehidupan, serta
paradigma dan sistem organisasi dan manajemen di mana ia berperan. Tanggung
jawab pemimpin adalah memberikan jawaban secara arif, efektif, dan produktif
atas berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi zamannya, yang dilakukan
bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Untuk itu setiap pemimpin perlu
memenuhi kompetensi dan kualifikasi tertentu.
Apabila konfigurasi
kepemimpinan terbangun dari tiga unsur, yaitu pemimpin, kondisi masyarakat
termasuk orang-orang yang dipimpin, dan perkembangan lingkungan nasional dan
internasional senantiasa mengalami perubahan, maka adalah valid jika kita
mempertanyakan persyaratan yang diperlukan bagi pemimpin yang efektif dalam
menghadapi kompleksitas perkembangan dan dinamika perubahan abad 21. Dalam
hubungan itu kita pun perlu mempertanyakan paradigma dan sistem organisasi dan
manajemen relevan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai permasalahan dan
tantangan yang dihadapi, baik internal mau pun eksternal yang terjadi dalam proses
kepemimpinan dan perubahan tersebut. Seorang pemimpin publik harus dapat
melihat kehadiran dirinya dalam konteks yang luas dan dasar nilai yang dianut
serta merupakan acuan hidup dan kehidupann masyarakat bangsanya.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan maslah dari makalah ini adalah :
1. Apa
definisi dari kepemimpinan ?
2. Bagaimana
model kepemimpinan abad 21 ?
3. Bagaimana
kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh pemimpin abad ini ?
4. Apa
faktor penunjang kepemimpinan abad ini ?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan ini adalah
1. Untuk
memahami definisi dari kepemimpinan.
2. Untuk
mengetahui model kepemimpinan abad ini.
3. Untuk
mengetahui kriteria kriteria yang harus dimiliki pemimpinan abad ini.
4. Mengetahui
faktor penunjang kepemimpinan abad kini.
BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan Abad Ini
A.
Definisi
Tentang Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan
tugas – Field Manual (22-100).
Daram rangka
pengembangan pemikiran ada baiknya apabila kita eksplorasi dan simak kembali
berbagai pandangan mengenai kepemimpinan dan pemimpin yang dikemukakan beberapa
ahli.
·
Cooper dan sawaf (1997), mendefinisikan
kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang pimpinan dalam merasakan, memahami,
dan secaraefektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energi,informasi, koneksi, dan pengaruh yang manu siawi. Bethel,
mengemukakanbahwa kepemimpinan merupakan pola keterampilan, bakat, dan
gagasanyang selalu berkembang, bertumbuh, dan berubah.
·
White Hodgson, dan crainer (1997) berpendapat
kepemimpinan masa depan adalah pemimpin yang terus belajar, memaksimalkan
energi dan menguasai perasaan yang terdalam,
kesederhanaan, dan multifokus. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa
kualitas menjadi penting dan kuantitas tidak lagi menjadi keunggulan bersaing.
Mencari pengetahuan dan menggali ilmu harus terus dilakukan bagi pemimpin masa
depan, hal ini sanSat penting sebab ilmu pengetahuan merupakan energi vital
bagi setiazp organisasi.
Sejalan dengan pendapat ini,
·
Kotter (1998), mengemukakan bahwa kemampuan seseorang
pemimpin masa depan meliputi kemampuan intelektual dan interpersonal untuk mencapai tujuan organisasi secara
efisien.
·
Ronald Herfetz dan Laurie (1998) berpendapat,
kepemimpinan masa depan adalah seorang pemimpin yang adaptif terhadap
tantangan, peraturan yang menekan, memerhatikan pemeliharaan disiplin,
memberikan kembali kepada para karyawan, dan menjaga kepemimpinannya.
Ditambahkan, kepemimpinan harus selalu menyiapkan berbagai bentuk solusi dalam
pemecahan masalah tantangan masa depan. Dalam kaitannya dengan adaptasi
terhadap perubahan, ditekankan pada pemanfaatan sumber daya manusia. untuk itu,
perlu dikembangkan peraturan-peraturan baru, hubungan dan kerja sama yang baru,
nilai-nilai baru, perilaku baru, dan pendekatan yang baru terhadap pekerjaan.
B.
Model
Kepemimpinan Abad Ini ( 21 )
Demikian
pula halnya beberapa gaya, tipologi, ataupun model dan teori kepemimpinan yang
telah berkembang pada dekade-dekade akhir abad ke-20 yang relevan dalam menghadapi
tantangan dan permasalahan abad ke-21, dapat kita pertimbangkan dalam mengembangkan
kepemimpinan abad ke-2l, termasuk kepemimpinan transformasional dan
kepemimpinan transaksional sebagai alternatif model kepemimpinan abad ke-21.
1.
Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen
terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk
mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan
struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen
untuk mencapai sasaran organisasional.
Secara konseptual, kepemimpinan transformasional didefinisikan (Bass, 1985),
sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola
kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih
mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah
proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin
membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas dan
meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan
tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi (Bass, 1985).
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasi oleh
Burns (1978) dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-pemimpin politik.
Burns, menjelaskan kepemimpinan rransformasional sebagai proses yang padanya
"para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan
motivasi yang lebih tinggi", seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan,
dan bukan didasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan
sosial, atau kebencian (Burns, l997). Dengan cara demikian, antarpimpinan dan
bawahan terjadi kesamaan persepsi sehingga mereka dapat mengoptimalkan usaha ke
arah tujuan yang ingin dicapai organisasi. Melalui cara ini, diharapkan akan
tumbuh kepercayaan, kebanggan, komitmen, rasa hormat, dan loyal kepada atasan
sehingga mereka mampu mengoptimalkan usaha dan kinerja mereka lebih baik dari
biasanya. Ringkasnya pemimpin trans-formasional berupaya melakukan transforming of visionary menjadi visi
bersama sehingga mereka (bawahan plus pemimpin) bekerja unruk mewujudkan visi
menjadi kenyataan. Dengan kata lain, proses transformasional dapat terlihat
melalui sejumlah perilaku kepemimpinan seperti; attributed charisma, idealized
influence, inspirational motivation,
inteiectual stimulation, dan individualized consideration secara ringkas perilaku dimaksud
adalah sebagai berikut.
a.
Attributed charisma. Bahwa kharisma secara tradisional
dipandang sebagai hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh
pemimpin-pemimpin kelas dunia. Penelitian membuktikan bahwa kharisma bisa saja
dimiliki oleh pimpinan di level bawah dari sebuah organisasi. Pemimpin yang
memiliki ciri tersebut memperlihatkan visi, kemampuan, dan keahliannya serta
tindakan yang lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang
lain (masyarakat) daripada kepentingan pribadi. Karena itu, pemimpin
kharismatik dijadikan suri teradan, idola, dan model panutan oleh bawahannya,
yaitu idealized influence.
b.
ldealized influence.
Pemimpin tipe ini berupaya memengaruhi bawahannya melalui komunikasi
langsung dengan menekankan pentingnya nilai-nilai, asumsi-asumsi, komitmen dan
keyakinan, serta memiliki tekad untuk mencapai tujuan dengan senantiasa
mempertimbangkan akibat-akibat moral dan etik dari setiap keputusan yang
dibuat. Ia memperlihatkan kepercayaan pada cita-cita, keyakinan, dan
nilai-nilai hidupnya. Dampaknya adalah dikagumi, dipercaya, dihargai, dan
bawahan berusaha mengindentikkan diri dengannya. Hal ini disebabkan perilaku
yang menomorsatukan kebutuhan bawahan, membagi risiko dengan bawahan secara
konsisten, dan menghindari penggunaan kuasa untuk kepentingan pribadi. Dengan
demikian, bawahan bertekad dan termotivasi untuk mengoptimalkan usaha dan
bekerja ke tujuan bersama.
c.
Inspirational motivation. Pemimpin
transformasional bertindak dengan cara memotivasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan melalui pemberian arti dan
tantangan terhadap tugas bawahan. Bawahan diberi untuk berpartisipasi secara
optimal dalam hal gagasan-gagasan, memberi visi mengenai keadaan organisasi
masa depan yang menjanjikan harapan yang jelas dan transparan. Pengaruhnya diharapkan dapat
meningkatkan semangat kelompok, antusiasisme dan optimisme dikorbankan sehingga
harapan-harapan itu menjadi penting dan bernilai bagi mereka dan perlu di
realisasikan melalui komitmen yang
tinggi.
d.
Intelectual stimulation. Bahwa pemimpin mendorong bawahan untuk
memikirkan kembali cara kerja dan mencari cara-cara kerja baru dalam menyelesaikan
tugasnya. Pengaruhnya diharapkan, bawahan merasa pimpinan menerima dan
mendukung mereka untuk memikirkan cara-cara kerja mereka, mencari cara-cara baru
dalam menyelesaikan tugas, dan merasa menemukan cara-cara kerja baru dalam
mempercepat tugas-tugas mereka. Pengaruh positif lebih jauh adalah menimbulkan
semangat belajar yang tinggi (oleh Peter Senge, hal ini disebut sebagai "learning organitation”)
e.
Individualiz-edconsideration. Pimpinan memberikan
perhatian pribadi kepada bawahannya, seperti memperlakukan mereka sebagai
pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi.
Pengaruh terhadap bawahan antara lain, merasa diperhatikan dan diperlakukan manusiawi
dari atasannya.
Dengan demikian, kelima perilaku tersebut diharapkan mampu berinteraksi
memengaruhi terjadinya perubahan perilaku bawahan untuk mengoptimalkan usaha
dan performance kerja yang lebih memuaskan ke arah tercapainya visi dan misi
organisasi.
2.
Kepemimpinan Transaksional
Pengertian kepemimpinan transaksional
merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang intinya menekankan transaksi
diantara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan transaksional
memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara
mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya, dalam sebuah transaksi
bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila bawahan mampu menyelesaikan
tugasnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Menurut Bass
(1985), sejumlah langkah dalam proses transaksional yakni; pemimpin
transaksional memperkenalkan apa yang diinginkan bawahan dari pekerjaannya dan
mencoba memikirkan apa yang akan bawahan peroleh jika hasil kerjanya sesuai
dengan transaksi. Pemimpin menjanjikan imbalan bagi usaha yang dicapai, dan pemimpin
tanggap terhadap minat pribadi bawahan bila ia merasa puas dengan kinerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, perbedaan
utama antara kepemimpinan transformasional dan transaksional dapat
diidentifikasi yakni, bahwa inti teori kepemimpinan transaksional terutama
menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan berupa proses transaksi dan
pertukaran (exchanges process) yang bersifat ekonomis, sementara teori
kepemimpinan transformasional pada hakikatnya menjelaskan proses hubungan
antara atasan dan bawahan yang di dasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan
asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi.
C.
Pedoman
Pemimpin Abad 21
Pedoman-pedoman
dimaksud adalah sebagai antisipasi terhadap berbagai hal yang mungkin dihadapi
pada abad ke-21, antara lain :
a. Kembangkan
sebuah visi yang jelas dan menarik
b. Kembangkan
sebuah strategi untuk mencapai visi tersebut
c. Artikulasikan
dan promosikan visi tersebut
d. Bertindak
dengan rasa percaya diri dan optimis
e. Ekspresikan
rasa percaya kepada para pengikut
f. Gunakan
keberhasilan sebelumnya dalam tahap-tahap kecil untuk membangun rasa percaya
diri
g. Rayakan
keberhasilan
h. Gunakan
tindakan-tindakan yang dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai utama
i.
Memimpin melalui contoh
j.
Menciptakan, memodifikasi atau
menghapuskan bentuk-bentuk cultural
k. Gunakan
upacara-upacara transisi untuk membantu orang melewati perubahan
D.
Kriteria
– Kriteria Pemimpin Abad ke- 21
Sosok ideal seorang pemimpin di abad 21 dan masa
datang tentu tidak mungkin sama dengan pemimpin sebelum ini, karena tantangan
dan situasi yang dihadapinya sangat berbeda. Kreteria pemimpin masa datang
harus lebih dari pemimpin yang ada sekarang. Pemimpin di dunia yang sudah
dekat,singkat dan cepat ini haruslah orang yang tidak cukup dengan orang-orang
yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja, orang yang tersandera dengan pola
hidup dan pola pikir kovensional, mereka yang tidak cukup kuat membebaskan diri
dari kungkungan tradisi dan ritual kaku dan membelenggu.
Beberapa kreteria ideal yang harus dididikan dan
dilatihkan pada calon pemimpin masa depan antara lain adalah tradisi berfikir
visioner, sikap hidup enlighment, memiliki resonansi yang cukup menjangkau dan
dapat menjadi tokoh yang berpikiran empowermen.
§ Pertama: Visioner
(berpandangan jauh kedepan)
Pemimpin dalam bekerja pasti memiliki visi. Visi
adalah pandangan jauh kedepan tentang capaian yang ingin diwujudkan dengan
kepemimpinannya itu. Perumusan visi seorang pemimpin ditentukan oleh kekuatan
khazanah keilmuan, pengalaman dan potensi diri yang dimilikinya. Visi yang
jelas akan memudahkan mencapai tujuan yang dicita-citakan. Visi dan kinerja
adalah dua sisi mata uang yang tak mungkin dipisahkan. Ungkapan bijak
mengatakan, visi yang hebat tanpa didukung oleh kinerja yang baik, sama saja
dengan mimpi disiang bolong. Kinerja yang sungguh-sungguh tanpa dipandu oleh
visi yang terukur tak obahnya mimpi buruk di malam hari.
Visi dan kinerja bagi seorang pemimpin visioner harus
dapat disejalan sedemikian rupa. Pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang mampu
membuat lompatan berfikir dengan mengunakan data, fakta dan prediksi yang jelas
guna menentukan arah yang akan dicapai dalam batas-batas waktu yang jelas.
Pemimpin visioner adalah mereka yang bisa membaca peluang untuk dijadikan modal
bagi kemajuan lembaganya. Visioner atau tidaknya seorang pemimpin dapat
diketahui dari pola pikir, sikap kepemimpinan dan responnya terhadap masalah
yang terkait dengan kepemimpinannya.
Seorang yang visioner adalah orang-orang yang dengan
rendah hati dapat menempatkan diri secara tepat dalam memberikan jawaban
terhadap masalah-masalah yang belum diketahuinya. Sikap berendah hati terhadap
ketidaktahuan atau kegagapannya adalah ciri khas yang melekat pada pemimpin
visioner. Tidak merasa kalah atau dikalahkan jika idea atau gagasan orang-orang
yang dipimpinnya jauh lebih hebat dari nya, itu juga indicator pemimpin
visioner itu. Pemimpin yang dengan cepat dan sadar terhadap perubahan dan
kemudian menjadikan dirinya sebagai factor kunci perubahan adalah sisi lain
yang ada pada pemimpin visioner itu. Pemimpin visioner adalah orang-orang yang
tidak dengan mudah menerima atau menolak satu gagasan, tanpa terlebih dahulu
mengetahui alasan dan argument rasional dari ide itu. Pola berfikir reaksioner,
tanpa mengkaji secara komperhensif dan mendalam terhadap suatu kondisi adalah
pantangan bagi orang yang visioner.
§ Kedua, Enlighment
(cerah dan mencerahkan)
Kreteria yang tak kalah pentingnya untuk pemimpin
mendatang adalah mereka yang sudah tercerahkan. Pengertian tercerahkan disini
adalah mereka yang sudah menemukan jati diri dan memiliki komitmen diri tentang
arah hidup yang akan dilaluinya. Pemimpin yang tercerahkan juga dapat dikatakan
orang-orang yang sudah tahu pesis tentang makna hidup dan tugas hidup. Penting
pemimpin itu orang tercerahkan adalah karena hanya orang-orang sudah
tercerahkan yang akan bisa mencerahkan orang lain.
Pemimpin
yang sudah tercerahkan itu dipastikan dapat menjadi factor penyimbang dan
penyelaras dalam berbagai situasi social yang kadang-kadang penuh konflik. Adanya
penyimbang dan penyelaras menjadi satu kebutuhan pokok bagi mengawal dinamika
perubahan yang hembuskan oleh kemajuan hari ini. Terjadi pelanggaran moral dan
hukum dikalangan pemimpin formal, misalnya kasus korupsi berjamaah, mafia
hukum, penyimpangan birokrosi secara structural adalah disebabkan terbatasnya
jumlah pemimpin yang tercerahkan dilingkungan tersebut.
Pemimpin
yang cerah, pencerah dan sudah tercerahkan semangkin dibutuhkan oleh public,
karena memang alam pikiran public yang sudah kacau, situasi social yang
permisif, pergaulan hidup yang hedonis, suasana batin yang keruh, jelas tidak
akan bisa dinormalkan jika pemimpinnya terjebak dalam kekotoran atau berada di
alam kegelapan. Pemimpin dituntut untuk terus mencerahkan dirinya sendiri
lewat penguatan ilmu, amal dan merenung akan apa sebenarnya hakikat kehidupan
ini. Lebih dari itu pemimpin juga harus bisa membuat orang-orang yang
dipimpinnya beranjak kesuasana yang cerah. Menjadikan masyarakatnya tidak mudah
mengalah pada kejahatan, tidak menjadi orang yang membiarkan dirinya tenggelam
dalam kegelapan hidup. Pemimpin yang mencerahkan harus dapat memberikan harapan
pada orang-orang yang dipimpinnya.
§ Ketiga,
memiliki resonansi.
Pemimpin abad 21 itu memiliki kreteria mampu
beresonansi, yaitu mampu membangun kepercayaan pihak lain terhadap sistim dan
lembaga yang dipimpinnya. Resonansi dapat juga diartikan bahwa seorang pemimpin
harus mampu membangun muruah (harga diri) dan gezzah (kemulian
diri) institusi yang dipimpinnya. Pemimpin harus secara total mengunakan
semua potensi dirinya untuk meninggikan martabat lembaga yang dipimpinnya.
Adalah aib bagi pemimpin untuk menciderai lembaganya, hanya untuk kepentingan
diri atau kelompoknya. Pemimpin yang memiliki resonansi itu adalah mereka yang care
sepenuh hati terhadap apa yang diurusnya.
Pengembangan resonansi pemimpin tidak cukup
dengan cara-cara manual, tetapi harus mampu menciptakan terobosan yang akan
menghasilkan lebih dari biasanya. Ungkapan sering mengatakan, bekerja dengan
biasa-biasa saja, ya hasilnya biasa-biasa pul, bekerja dengan cara dan metode
yang luar biasa, tentu hasilnya luar biasa pula. Logika kausalitas seorang
pemimpin dapat dijadikan media untuk mempercepat lahirnya resonansi yang lebih
baik.
§ Keempat, Empaworment
(pemberdayaan).
Aspek lain yang hendaknya ada pada pemimpin abad 21
adalah pemberdayaan orang-orang yang dipimpin. Luasnya lingkup kerja dan
besarnya potensi yang tersimpan dikalangan orang-orang yang dipimpin,
semestinya harus bisa diberdayakan sedemikian rupa. Pemimpin yang canggung
dalam memberdayakan bawahan di masa datang akan ditinggal zaman. Kecanggihan
teknologi dan kepadatan modal dipastikan tidak akan dapat didayagunakan secara
maksimal bila orang-orang dalam satu organisasi tidak dapat diberdayakan oleh
pimpinannya.
Sikap kepemimpinan yang memberdayakan orang-orang
disekitarnya diyakini akan mempercepat tercapai tujuan organisasi. Masa datang
yang memerlukan kecepatan dan keakuratan memerlukan manajemen yang berbasis
pemberdayaan. Memberikan kepercayaan kepada bawahan, teman sejawat dan pihak
lain yang terkait dengan sistim yang dibangun akan memberikan peluang adanya
pemberdayaan.
Akhirnya dapat dikatakan bahwa pemimpin abad 21 adalah
pemimpin yang dengan sadar selalu belajar, bekerja dan berbuat tanpa harus
mengurung dirinya dalam keranda arogansi kekuasaan.
E. Faktor Penunjang Kepemimpinan Abad Ini
Menurur chowdury (2000) manajemen pada abad ini akan
tergantung pada tiga faktor yang menopangnya, yakni kepemimpinan, proses, dan
organisasi. Aset yang paling berharga bagi pemimpin abad ini adalah kemampuan
unruk membangun impian seperti dilakukan para entrepreneurs. Faktor pertama, pemimpin
abad ini adalah pemimpin yang memiliki kompetensi berupa kemampuan mengembangkan peoplistic communication, emotion
and belief, multiskill, dan juga memiliki next mentality. Pemimpin yang berhasil dalam mengejar dan mengerjakan
impian-impiannya menggunakan komunikasi, dan memberikan inspirasi kepada setiap
orang dalam organisasi untuk juga meyakini impiannya. Sebab itu, komperensi
sang pemimpin ditandai denga, sikap peopristic bukan individualistic.
Diingatkan oleh chowdury bahwa you can
have the best communication system, but if you are individualistic as a leader
the organization suffers. seorang komunikaror yang peopulistik
mengembangkan iklim yang bersahabat di mana setiap orang dapat berkomunikasi
secara cepat. Dalam organisasi yang besar komunikasi dapat mengalami kegagalan
karena jenjang birokrasi dan orang hanya menerima sekitar 10% dari informasi yang
dibutuhkannya. "The 21't century
leader will be afirm believe in such peoplistic communication which is fast and
all envolving"."you should touch the heafi, touch the mind, touch the
emotion. Komitmen emosional sangat berharga bagi manajemen. untuk
mendapatkan komitmen terhadap suaru srrategi baru, dapat ditempuh dengan
melibatkan orang-orang dalam penyusunan startegi tersebut, dan dengan
mengurangi jangka waktu antara konseptuarisasi strategi dan pelaksarrrinyu.
Sedangkan mengenai believe, dikemukakan bahwa ,That should be the 2l st century leader’s watchword”.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
2. Model
kepemimpinan abad ini yaitu :
a. Kepemimpinan
transformasional
b. Kepemimpinan
transaksional
3. Pedoman
Pemimpin Abad 21
1. Kembangkan
sebuah visi yang jelas dan menarik
2. Kembangkan
sebuah strategi untuk mencapai visi tersebut
3. Artikulasikan
dan promosikan visi tersebut
4. Bertindak
dengan rasa percaya diri dan optimis
5. Ekspresikan
rasa percaya kepada para pengikut
6. Gunakan
keberhasilan sebelumnya dalam tahap-tahap kecil untuk membangun rasa percaya
diri
7. Rayakan
keberhasilan
8. Gunakan
tindakan-tindakan yang dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai utama
9. Memimpin
melalui contoh
10. Menciptakan,
memodifikasi atau menghapuskan bentuk-bentuk cultural
11. Gunakan
upacara-upacara transisi untuk membantu orang melewati perubahan
B. Saran
Kami berharap tugas membuat makalah seperti
ini berlangsung seterusnya karena dengan
membuat makalah seperti ini itu dapat membuat wawasan para mahasiswa lebih
luas, mengasah kefasihan berbicara para mahasiswa dan masih banyak lagi dampak
positif dari membuat makalah seperti ini. Dan juga kami berharap apabila ada
kesalahan dalam cara kami membuat makalah mohon kritikan dari teman-teman
sekalian yang sifatnya membangun untuk kami. Karena kamipun sadar bahwa kita
semua tidak lupa dari kekhilafan sebagai manusia biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, S.E., M.M., Prof. Dr. H. Veitzal, dkk.
Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta : Rajawali Press. 2013
Rivai, S.E., M.M., Prof. Dr. H. Veitzal, dkk.
Islamic Leadership. Jakarta : Bumi Aksara. 2009
Bet on the first casino to match your first £100 Bonus!
BalasHapusBet on the first casino to match your first £100 Bonus! bet365 · Betway – $100 Matched Free Bet · Caesars Casino – $250 Bonus · Betway Casino – $1,000 fun88 vin Bonus · Bet 퍼스트 카지노