Selasa, 11 Agustus 2015

KEPEMIMPINAN ABAD INI

MAKALAH  LEADERSHIP / KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN




( Dosen Pembimbing : A. Muh. Yusri Teja, S.Pd.I, M. Pd )


Disusun Oleh :
Muhammad Nurdin
NIM : 13 31 017
Semester IV
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUD DAKWAH WAL IRSYAD
(STAI DDI MAROS)
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena hanya dengan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktuny a. Salam dan Salawat semoga tercurah selalu kepada junjungan Nabiullah Muhammad Saw. beserta keluarganya yang disucikan oleh Allah untuk dijadikan sebagai panutan umat manusia sepanjang masa.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Maros, Juni  2015

                                                                                                            Penulis,



DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................               ii
Daftar Isi.....................................................................................................               iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...............................................................................                 1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................              1
C.     Tujuan...............................................................................................              2
BAB II PEMBAHASAN
Kepemimpinan Abad Ini
A.    Definisi Tentang Kepemimpinan ......................................................             3
B.     Model Kepemimpinan Abad ke- 21 ...................................................           4
C.     Pedoman Pemimpin Abad 21 .............................................................           5
D.    Kriteria-Kriteria Pemimpin Abad 21 .................................................            9
E.     Faktor Penunjang Kepemimpinan Abad Ini......................................             13
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................               14
B.     Saran.................................................................................................              14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................             16






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kepemimpinan Abad 21 ini beranjak dari pandangan bahwapemimpin publik harus mengenali secara tepat dan utuh baik mengenai dirinya mau pun mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat atau orang-orang yang dipimpinnya, perkembangan dan permasalahan lingkungan strategis yang dihadapi dalam berbagai bidang kehidupan, serta paradigma dan sistem organisasi dan manajemen di mana ia berperan. Tanggung jawab pemimpin adalah memberikan jawaban secara arif, efektif, dan produktif atas berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi zamannya, yang dilakukan bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Untuk itu setiap pemimpin perlu memenuhi kompetensi dan kualifikasi tertentu.
Apabila konfigurasi kepemimpinan terbangun dari tiga unsur, yaitu pemimpin, kondisi masyarakat termasuk orang-orang yang dipimpin, dan perkembangan lingkungan nasional dan internasional senantiasa mengalami perubahan, maka adalah valid jika kita mempertanyakan persyaratan yang diperlukan bagi pemimpin yang efektif dalam menghadapi kompleksitas perkembangan dan dinamika perubahan abad 21. Dalam hubungan itu kita pun perlu mempertanyakan paradigma dan sistem organisasi dan manajemen relevan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, baik internal mau pun eksternal yang terjadi dalam proses kepemimpinan dan perubahan tersebut. Seorang pemimpin publik harus dapat melihat kehadiran dirinya dalam konteks yang luas dan dasar nilai yang dianut serta merupakan acuan hidup dan kehidupann masyarakat bangsanya.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah dari makalah ini adalah :
1.      Apa definisi dari kepemimpinan ?
2.      Bagaimana model kepemimpinan abad 21 ?
3.      Bagaimana kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh pemimpin abad ini ?
4.      Apa faktor penunjang kepemimpinan abad ini ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
1.      Untuk memahami definisi dari kepemimpinan.
2.      Untuk mengetahui model kepemimpinan abad ini.
3.      Untuk mengetahui kriteria kriteria yang harus dimiliki pemimpinan abad ini.
4.      Mengetahui faktor penunjang kepemimpinan abad kini.














BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan Abad Ini
A.    Definisi Tentang Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual (22-100).
Daram rangka pengembangan pemikiran ada baiknya apabila kita eksplorasi dan simak kembali berbagai pandangan mengenai kepemimpinan dan pemimpin yang dikemukakan beberapa ahli.
·         Cooper dan sawaf (1997), mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang pimpinan dalam merasakan, memahami, dan secaraefektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,informasi, koneksi, dan pengaruh yang manu siawi. Bethel, mengemukakanbahwa kepemimpinan merupakan pola keterampilan, bakat, dan gagasanyang selalu berkembang, bertumbuh, dan berubah.
·         White Hodgson, dan crainer (1997) berpendapat kepemimpinan masa depan adalah pemimpin yang terus belajar, memaksimalkan energi dan menguasai perasaan yang terdalam,  kesederhanaan, dan multifokus. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa kualitas menjadi penting dan kuantitas tidak lagi menjadi keunggulan bersaing. Mencari pengetahuan dan menggali ilmu harus terus dilakukan bagi pemimpin masa depan, hal ini sanSat penting sebab ilmu pengetahuan merupakan energi vital bagi setiazp organisasi.
Sejalan dengan pendapat ini,
·         Kotter (1998), mengemukakan bahwa kemampuan seseorang pemimpin masa depan meliputi kemampuan intelektual dan interpersonal  untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
·         Ronald Herfetz dan Laurie (1998) berpendapat, kepemimpinan masa depan adalah seorang pemimpin yang adaptif terhadap tantangan, peraturan yang menekan, memerhatikan pemeliharaan disiplin, memberikan kembali kepada para karyawan, dan menjaga kepemimpinannya. Ditambahkan, kepemimpinan harus selalu menyiapkan berbagai bentuk solusi dalam pemecahan masalah tantangan masa depan. Dalam kaitannya dengan adaptasi terhadap perubahan, ditekankan pada pemanfaatan sumber daya manusia. untuk itu, perlu dikembangkan peraturan-peraturan baru, hubungan dan kerja sama yang baru, nilai-nilai baru, perilaku baru, dan pendekatan yang baru terhadap pekerjaan.

B.     Model Kepemimpinan Abad Ini ( 21 )
Demikian pula halnya beberapa gaya, tipologi, ataupun model dan teori kepemimpinan yang telah berkembang pada dekade-dekade akhir abad ke-20 yang relevan dalam menghadapi tantangan dan permasalahan abad ke-21, dapat kita pertimbangkan dalam mengembangkan kepemimpinan abad ke-2l, termasuk kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional sebagai alternatif model kepemimpinan abad ke-21.
1.      Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional mempelajari juga  bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasional.
Secara konseptual, kepemimpinan transformasional didefinisikan (Bass, 1985), sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi (Bass, 1985).
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasi oleh Burns (1978) dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-pemimpin politik. Burns, menjelaskan kepemimpinan rransformasional sebagai proses yang padanya "para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi", seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, dan bukan didasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan sosial, atau kebencian (Burns, l997). Dengan cara demikian, antarpimpinan dan bawahan terjadi kesamaan persepsi sehingga mereka dapat mengoptimalkan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai organisasi. Melalui cara ini, diharapkan akan tumbuh kepercayaan, kebanggan, komitmen, rasa hormat, dan loyal kepada atasan sehingga mereka mampu mengoptimalkan usaha dan kinerja mereka lebih baik dari biasanya. Ringkasnya pemimpin trans-formasional berupaya melakukan transforming of visionary menjadi visi bersama sehingga mereka (bawahan plus pemimpin) bekerja unruk mewujudkan visi menjadi kenyataan. Dengan kata lain, proses transformasional dapat terlihat melalui sejumlah perilaku kepemimpinan seperti; attributed charisma, idealized influence, inspirational motivation, inteiectual  stimulation, dan individualized consideration secara ringkas perilaku dimaksud adalah sebagai berikut.
a.       Attributed charisma. Bahwa kharisma secara tradisional dipandang sebagai hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh pemimpin-pemimpin kelas dunia. Penelitian membuktikan bahwa kharisma bisa saja dimiliki oleh pimpinan di level bawah dari sebuah organisasi. Pemimpin yang memiliki ciri tersebut memperlihatkan visi, kemampuan, dan keahliannya serta tindakan yang lebih mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang lain (masyarakat) daripada kepentingan pribadi. Karena itu, pemimpin kharismatik dijadikan suri teradan, idola, dan model panutan oleh bawahannya, yaitu idealized  influence.
b.      ldealized influence.  Pemimpin tipe ini berupaya memengaruhi bawahannya melalui komunikasi langsung dengan menekankan pentingnya nilai-nilai, asumsi-asumsi, komitmen dan keyakinan, serta memiliki tekad untuk mencapai tujuan dengan senantiasa mempertimbangkan akibat-akibat moral dan etik dari setiap keputusan yang dibuat. Ia memperlihatkan kepercayaan pada cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai hidupnya. Dampaknya adalah dikagumi, dipercaya, dihargai, dan bawahan berusaha mengindentikkan diri dengannya. Hal ini disebabkan perilaku yang menomorsatukan kebutuhan bawahan, membagi risiko dengan bawahan secara konsisten, dan menghindari penggunaan kuasa untuk kepentingan pribadi. Dengan demikian, bawahan bertekad dan termotivasi untuk mengoptimalkan usaha dan bekerja ke tujuan bersama.
c.       Inspirational motivation. Pemimpin transformasional bertindak dengan cara memotivasi dan memberikan inspirasi  kepada bawahan melalui pemberian arti dan tantangan terhadap tugas bawahan. Bawahan diberi untuk berpartisipasi secara optimal dalam hal gagasan-gagasan, memberi visi mengenai keadaan organisasi masa depan yang menjanjikan harapan yang jelas  dan transparan. Pengaruhnya diharapkan dapat meningkatkan semangat kelompok, antusiasisme dan optimisme dikorbankan sehingga harapan-harapan itu menjadi penting dan bernilai bagi mereka dan perlu di realisasikan  melalui komitmen yang tinggi.
d.      Intelectual stimulation. Bahwa pemimpin mendorong bawahan untuk memikirkan kembali cara kerja dan mencari cara-cara kerja baru dalam menyelesaikan tugasnya. Pengaruhnya diharapkan, bawahan merasa pimpinan menerima dan mendukung mereka untuk memikirkan cara-cara kerja mereka, mencari cara-cara baru dalam menyelesaikan tugas, dan merasa menemukan cara-cara kerja baru dalam mempercepat tugas-tugas mereka. Pengaruh positif lebih jauh adalah menimbulkan semangat belajar yang tinggi (oleh Peter Senge, hal ini disebut sebagai "learning organitation”)
e.       Individualiz-edconsideration. Pimpinan memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya, seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi. Pengaruh terhadap bawahan antara lain, merasa diperhatikan dan diperlakukan manusiawi dari atasannya.
Dengan demikian, kelima perilaku tersebut diharapkan mampu berinteraksi memengaruhi terjadinya perubahan perilaku bawahan untuk mengoptimalkan usaha dan performance kerja yang lebih memuaskan ke arah tercapainya visi dan misi organisasi.

2.      Kepemimpinan Transaksional
Pengertian kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang intinya menekankan transaksi diantara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya, dalam sebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila bawahan mampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama. Menurut Bass (1985), sejumlah langkah dalam proses transaksional yakni; pemimpin transaksional memperkenalkan apa yang diinginkan bawahan dari pekerjaannya dan mencoba memikirkan apa yang akan bawahan peroleh jika hasil kerjanya sesuai dengan transaksi. Pemimpin menjanjikan imbalan bagi usaha yang dicapai, dan pemimpin tanggap terhadap minat pribadi bawahan bila ia merasa puas dengan kinerjanya.
Berdasarkan uraian di atas, perbedaan utama antara kepemimpinan transformasional dan transaksional dapat diidentifikasi yakni, bahwa inti teori kepemimpinan transaksional terutama menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan berupa proses transaksi dan pertukaran (exchanges process) yang bersifat ekonomis, sementara teori kepemimpinan transformasional pada hakikatnya menjelaskan proses hubungan antara atasan dan bawahan yang di dasari nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan asumsi-asumsi mengenai visi dan misi organisasi.

C.    Pedoman Pemimpin Abad 21
Pedoman-pedoman dimaksud adalah sebagai antisipasi terhadap berbagai hal yang mungkin dihadapi pada abad ke-21, antara lain :
a.       Kembangkan sebuah visi yang jelas dan menarik
b.      Kembangkan sebuah strategi untuk mencapai visi tersebut
c.       Artikulasikan dan promosikan visi tersebut
d.      Bertindak dengan rasa percaya diri dan optimis
e.       Ekspresikan rasa percaya kepada para pengikut
f.       Gunakan keberhasilan sebelumnya dalam tahap-tahap kecil untuk membangun rasa percaya diri
g.      Rayakan keberhasilan
h.      Gunakan tindakan-tindakan yang dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai utama
i.        Memimpin melalui contoh
j.        Menciptakan, memodifikasi atau menghapuskan bentuk-bentuk cultural
k.      Gunakan upacara-upacara transisi untuk membantu orang melewati perubahan

D.    Kriteria – Kriteria Pemimpin Abad ke- 21
Sosok ideal seorang pemimpin di abad 21 dan masa datang tentu tidak mungkin sama dengan pemimpin sebelum ini, karena tantangan dan situasi yang dihadapinya sangat berbeda. Kreteria pemimpin masa datang harus lebih dari pemimpin yang ada sekarang. Pemimpin di dunia yang sudah dekat,singkat dan cepat ini haruslah orang yang tidak cukup dengan orang-orang yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja, orang yang tersandera dengan pola hidup dan pola pikir kovensional, mereka yang tidak cukup kuat membebaskan diri dari kungkungan tradisi dan ritual kaku dan membelenggu.  
Beberapa kreteria ideal yang harus dididikan dan dilatihkan pada calon pemimpin masa depan antara lain adalah tradisi berfikir visioner, sikap hidup enlighment, memiliki resonansi yang cukup menjangkau dan dapat menjadi tokoh yang berpikiran empowermen.

§  Pertama: Visioner (berpandangan jauh kedepan)
Pemimpin dalam bekerja pasti memiliki visi. Visi adalah pandangan jauh kedepan tentang capaian yang ingin diwujudkan dengan kepemimpinannya itu. Perumusan visi seorang pemimpin ditentukan oleh kekuatan khazanah keilmuan, pengalaman dan potensi diri yang dimilikinya. Visi yang jelas akan memudahkan mencapai tujuan yang dicita-citakan. Visi dan kinerja adalah dua sisi mata uang yang tak mungkin dipisahkan. Ungkapan bijak mengatakan, visi yang hebat tanpa didukung oleh kinerja yang baik, sama saja dengan mimpi disiang bolong. Kinerja yang sungguh-sungguh tanpa dipandu oleh visi yang terukur tak obahnya mimpi buruk di malam hari.
Visi dan kinerja bagi seorang pemimpin visioner harus dapat disejalan sedemikian rupa. Pemimpin yang visioner adalah pemimpin yang mampu membuat lompatan berfikir dengan mengunakan data, fakta dan prediksi yang jelas guna menentukan arah yang akan dicapai dalam batas-batas waktu yang jelas. Pemimpin visioner adalah mereka yang bisa membaca peluang untuk dijadikan modal bagi kemajuan lembaganya. Visioner atau tidaknya seorang pemimpin dapat diketahui dari pola pikir, sikap kepemimpinan dan responnya terhadap masalah yang terkait dengan kepemimpinannya.
Seorang yang visioner adalah orang-orang yang dengan rendah hati dapat menempatkan diri secara tepat dalam memberikan jawaban terhadap masalah-masalah yang belum diketahuinya. Sikap berendah hati terhadap ketidaktahuan atau kegagapannya adalah ciri khas yang melekat pada pemimpin visioner. Tidak merasa kalah atau dikalahkan jika idea atau gagasan orang-orang yang dipimpinnya jauh lebih hebat dari nya, itu juga indicator pemimpin visioner itu. Pemimpin yang dengan cepat dan sadar terhadap perubahan dan kemudian menjadikan dirinya sebagai factor kunci perubahan adalah sisi lain yang ada pada pemimpin visioner itu. Pemimpin visioner adalah orang-orang yang tidak dengan mudah menerima atau menolak satu gagasan, tanpa terlebih dahulu mengetahui alasan dan argument rasional dari ide itu. Pola berfikir reaksioner, tanpa mengkaji secara komperhensif dan mendalam terhadap suatu kondisi adalah pantangan bagi orang yang visioner.

§  Kedua, Enlighment (cerah dan mencerahkan)
Kreteria yang tak kalah pentingnya untuk pemimpin mendatang adalah mereka yang sudah tercerahkan. Pengertian tercerahkan disini adalah mereka yang sudah menemukan jati diri dan memiliki komitmen diri tentang arah hidup yang akan dilaluinya. Pemimpin yang tercerahkan juga dapat dikatakan orang-orang yang sudah tahu pesis tentang makna hidup dan tugas hidup. Penting pemimpin itu orang tercerahkan adalah karena hanya orang-orang sudah tercerahkan yang akan bisa mencerahkan orang lain.
Pemimpin yang sudah tercerahkan itu dipastikan dapat menjadi factor penyimbang dan penyelaras dalam berbagai situasi social yang kadang-kadang penuh konflik. Adanya penyimbang dan penyelaras menjadi satu kebutuhan pokok bagi mengawal dinamika perubahan yang hembuskan oleh kemajuan hari ini. Terjadi pelanggaran moral dan hukum dikalangan pemimpin formal, misalnya kasus korupsi berjamaah, mafia hukum, penyimpangan birokrosi secara structural adalah disebabkan terbatasnya jumlah pemimpin yang tercerahkan dilingkungan tersebut.
Pemimpin yang cerah, pencerah dan sudah tercerahkan semangkin dibutuhkan oleh public, karena memang alam pikiran public yang sudah kacau, situasi social yang permisif, pergaulan hidup yang hedonis, suasana batin yang keruh, jelas tidak akan bisa dinormalkan jika pemimpinnya terjebak dalam kekotoran atau berada di alam kegelapan.  Pemimpin dituntut untuk terus mencerahkan dirinya sendiri lewat penguatan ilmu, amal dan merenung akan apa sebenarnya hakikat kehidupan ini. Lebih dari itu pemimpin juga harus bisa membuat orang-orang yang dipimpinnya beranjak kesuasana yang cerah. Menjadikan masyarakatnya tidak mudah mengalah pada kejahatan, tidak menjadi orang yang membiarkan dirinya tenggelam dalam kegelapan hidup. Pemimpin yang mencerahkan harus dapat memberikan harapan pada orang-orang yang dipimpinnya.
§  Ketiga, memiliki resonansi.
Pemimpin abad 21 itu memiliki kreteria mampu beresonansi, yaitu mampu membangun kepercayaan pihak lain terhadap sistim dan lembaga yang dipimpinnya. Resonansi dapat juga diartikan bahwa seorang pemimpin harus mampu membangun muruah (harga diri) dan gezzah (kemulian diri) institusi yang dipimpinnya.  Pemimpin harus secara total mengunakan semua potensi dirinya untuk meninggikan martabat lembaga yang dipimpinnya. Adalah aib bagi pemimpin untuk menciderai lembaganya, hanya untuk kepentingan diri atau kelompoknya. Pemimpin yang memiliki resonansi itu adalah mereka yang care sepenuh hati terhadap apa yang diurusnya.
Pengembangan resonansi  pemimpin tidak cukup dengan cara-cara manual, tetapi harus mampu menciptakan terobosan yang akan menghasilkan lebih dari biasanya. Ungkapan sering mengatakan, bekerja dengan biasa-biasa saja, ya hasilnya biasa-biasa pul, bekerja dengan cara dan metode yang luar biasa, tentu hasilnya luar biasa pula. Logika kausalitas seorang pemimpin dapat dijadikan media untuk mempercepat lahirnya resonansi yang lebih baik.  
   
§  Keempat, Empaworment (pemberdayaan).
Aspek lain yang hendaknya ada pada pemimpin abad 21 adalah pemberdayaan orang-orang yang dipimpin. Luasnya lingkup kerja dan besarnya potensi yang tersimpan dikalangan orang-orang yang dipimpin, semestinya harus bisa diberdayakan sedemikian rupa. Pemimpin yang canggung dalam memberdayakan bawahan di masa datang akan ditinggal zaman. Kecanggihan teknologi dan kepadatan modal dipastikan tidak akan dapat didayagunakan secara maksimal bila orang-orang dalam satu organisasi tidak dapat diberdayakan oleh pimpinannya.
Sikap kepemimpinan yang memberdayakan orang-orang disekitarnya diyakini akan mempercepat tercapai tujuan organisasi. Masa datang yang memerlukan kecepatan dan keakuratan memerlukan manajemen yang berbasis pemberdayaan. Memberikan kepercayaan kepada bawahan, teman sejawat dan pihak lain yang terkait dengan sistim yang dibangun akan memberikan peluang adanya pemberdayaan.
Akhirnya dapat dikatakan bahwa pemimpin abad 21 adalah pemimpin yang dengan sadar selalu belajar, bekerja dan berbuat tanpa harus mengurung dirinya dalam keranda arogansi kekuasaan.

E.     Faktor Penunjang Kepemimpinan Abad Ini
Menurur chowdury (2000) manajemen pada abad ini akan tergantung pada tiga faktor yang menopangnya, yakni kepemimpinan, proses, dan organisasi. Aset yang paling berharga bagi pemimpin abad ini adalah kemampuan unruk membangun impian seperti dilakukan para entrepreneurs. Faktor pertama, pemimpin abad ini adalah pemimpin yang memiliki kompetensi berupa kemampuan  mengembangkan peoplistic  communication, emotion and belief, multiskill, dan juga memiliki next mentality. Pemimpin yang berhasil dalam mengejar dan mengerjakan impian-impiannya menggunakan komunikasi, dan memberikan inspirasi kepada setiap orang dalam organisasi untuk juga meyakini impiannya. Sebab itu, komperensi sang pemimpin ditandai denga, sikap peopristic bukan individualistic. Diingatkan oleh chowdury bahwa you can have the best communication system, but if you are individualistic as a leader the organization suffers. seorang komunikaror yang peopulistik mengembangkan iklim yang bersahabat di mana setiap orang dapat berkomunikasi secara cepat. Dalam organisasi yang besar komunikasi dapat mengalami kegagalan karena jenjang birokrasi dan orang hanya menerima sekitar 10% dari informasi yang dibutuhkannya. "The 21't century leader will be afirm believe in such peoplistic communication which is fast and all envolving"."you should touch the heafi, touch the mind, touch the emotion. Komitmen emosional sangat berharga bagi manajemen. untuk mendapatkan komitmen terhadap suaru srrategi baru, dapat ditempuh dengan melibatkan orang-orang dalam penyusunan startegi tersebut, dan dengan mengurangi jangka waktu antara konseptuarisasi strategi dan pelaksarrrinyu. Sedangkan mengenai believe, dikemukakan bahwa ,That should be the 2l st century leader’s watchword”.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
2.      Model kepemimpinan abad ini yaitu :
a.       Kepemimpinan transformasional
b.      Kepemimpinan transaksional
3.      Pedoman Pemimpin Abad 21
1.      Kembangkan sebuah visi yang jelas dan menarik
2.      Kembangkan sebuah strategi untuk mencapai visi tersebut
3.      Artikulasikan dan promosikan visi tersebut
4.      Bertindak dengan rasa percaya diri dan optimis
5.      Ekspresikan rasa percaya kepada para pengikut
6.      Gunakan keberhasilan sebelumnya dalam tahap-tahap kecil untuk membangun rasa percaya diri
7.      Rayakan keberhasilan
8.      Gunakan tindakan-tindakan yang dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai utama
9.      Memimpin melalui contoh
10.  Menciptakan, memodifikasi atau menghapuskan bentuk-bentuk cultural
11.  Gunakan upacara-upacara transisi untuk membantu orang melewati perubahan

B.     Saran
Kami berharap tugas membuat makalah seperti ini  berlangsung seterusnya karena dengan membuat makalah seperti ini itu dapat membuat wawasan para mahasiswa lebih luas, mengasah kefasihan berbicara para mahasiswa dan masih banyak lagi dampak positif dari membuat makalah seperti ini. Dan juga kami berharap apabila ada kesalahan dalam cara kami membuat makalah mohon kritikan dari teman-teman sekalian yang sifatnya membangun untuk kami. Karena kamipun sadar bahwa kita semua tidak lupa dari kekhilafan sebagai manusia biasa. 











DAFTAR PUSTAKA

Rivai, S.E., M.M., Prof. Dr. H. Veitzal, dkk. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta : Rajawali Press. 2013
Rivai, S.E., M.M., Prof. Dr. H. Veitzal, dkk. Islamic Leadership. Jakarta : Bumi Aksara. 2009































1 komentar:

  1. Bet on the first casino to match your first £100 Bonus!
    Bet on the first casino to match your first £100 Bonus! bet365 · Betway – $100 Matched Free Bet · Caesars Casino – $250 Bonus · Betway Casino – $1,000 fun88 vin Bonus · Bet 퍼스트 카지노

    BalasHapus