MAKALAH
MANAJEMEN
DAN PENDIDIKAN
Memformulasikan
visi,misi Dan Tujuan
Disusun Oleh :
Nama : Herlina
Nim : 14 35 012
PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
STAI
DDI MAROS
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Lingkungan
pendidikan saat ini sangat kompetitif, hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk
membangun keunggulan dan memutakhirkan peta perjalanan (roadmap)
organisasi secara berkelanjutan, menempuh langkah-langkah strategik dan
mengerahkan serta memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh staf dalam
mewujudkan masa depan organisasi. Kecenderungan umum, saat ini lembaga pendidikan hanya
mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan
organisasi, sehingga menjadi tidak koheren antara misi, visi, tujuan, rencana jangka panjang, rencana jangka pendek, serta implementasinya. Selain itu,
sistem perencanaan pada umumnya hanya mengikutsertakan sebagian kecil staf
organisasi untuk membangun masa depan organisasi.
Untuk itu, maka
perencanaan strategis merupakan solusi yang dapat diandalkan sebagai penentu
masa depan sebuah lembaga. Perencanaan strategis telah lama digunakan sebagai
alat untuk mentransformasi dan merevitalisasi lembaga bisnis, publik, dan
non-profit. Tujuan utamanya adalah untuk merespon kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan lingkungan di masa depan. Perubahan tersebut sebagai akibat
terjadinya ketidaktentuan keadaan politik, ekonomi, tuntutan masyarakat, dan
perubahan teknologi yang terjadi secara cepat. Kesemuanya itu menuntut
perubahan internal dan eksternal organisasi agar bisa menjalankan kegiatan atau
programnya secara berkesinambungan.
Perencanaan strategik
merupakan suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan
rumusan ke mana lembaga akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan
untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan
keadaan lingkungan. Selain itu, perencanaan strategik (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan
tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program
strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
Dengan adanya
perencanaan strategis ini maka konsepsi suatu lembaga menjadi jelas sehingga
akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan
dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat
dikatakan bahwa perencanaan strategi dapat menentukan keberhasilan organisasi
atau perusahaan, hal ini disebabkan karena:
1.
Perencanaan strategi merupakan tipe perencanaan yang terpenting
2.
Melakukan perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara
jelas
3.
Perencanaan strategi memungkinkan pimpinan mempersiapkan diri terhadap
kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya.
Pendidikan merupakan
komponen yang memiliki peran yang strategis bagi bangsa Indonesia dalam
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Salah satu tujuan bangsa Indonesia
yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat adalah
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha
yang terencana dan terprogram dengan jelas dalam agenda pemerintahan yang
berupa penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pendidikan
Negara Indonesia yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan diriya, masyarakat, bangsa dan negara. Agar
kegiatan pendidikan tersebut terencana dengan baik maka dibutuhkan kurikulum
pendidikan.
Sekolah sebagai salah
satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujdkan tujuan pendidikan
nasional harus menjalankan perannya dengan baik. Dalam menjalankan peran
sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat
mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal. Pengelolaan
sekolah yang tidak profesional dapat menghambat proses pendidikan yang sedang
berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah dalam menjalankan fungsinya
sebagai lembaga pendidian formal.
Agar pengelolaan
sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan renccana strategis
sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan organisasi (sekolah) secara
efektif dan efisien, sampai kepada kepada implementasi garis terdepan,
sedemikian rupa sehingga tujuan dan sasarannya tercapai. Perencanaan strategis
merupakan landasan bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan. Komponen
dalam perencanaan strategis paling tidak terdiri dari visi, misi, tujuan,
sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran). Perumusan terhadap visi,
misi, tujuan, sasaran dan strategi tersebut harus dilakukan pengelola
sekolah, agar sekolah
memiliki arah kebijakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang
diharapkan..
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang persoalan yang telah
diuraikan di atas, maka masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan untuk membuat sebuah perencanaan strategik?
2.
Apa pengertian dari misi, strategi, dan
visi?
3.
Bagaimana cara memformulasikan misi,
strategi, dan visi dalam sebuah perencanaan strategik?
4.
Bagaimana implementasinya dalam bidang
pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
Bryson (2008: 23) mengemukakan
bahwa perencanaan strategi adalah sebagai upaya yang didisiplinkan untuk
membuat keputusan dan tindakanpenting yang
membentuk dan mengarahkan
bagaimana suatu organisasi
atauentitas lainnya, apa
yang akan dikerjakan
organisasi atau entitas
lainnya dan mengapa organisasi
(entitas lainnya) mengerjakan seperti itu. Bryson (2008:55) membagi proses
perencanaan strategik menjadi sepuluh langkah, yang mengarah kepada tindakan,
hasil, dan evaluasi adalah:
1.
Memrakarsai dan
menyepakati suatu proses perencanaan strategis. Tujuan langkah pertama adalah
menegosiasikan kesepakatan dengan orang-orang penting pembuat keputusan (decision
makers) atau pembentuk opini (opinion leaders) internal dan
eksternal tentang seluruh upaya perencanaan strategis dan langkah perencanaan
yang terpenting.
2.
Memperjelas mandat
organisasi. Mandat formal dan informal yuang ditempatkan pada organisasi adalah
keharusan yang dihadapi organisasi.
3.
Memperjelas misi dan
nilai-nilai organisasi. Misi organisasi yang berkaitan erat dangan mandatnya,
menyediakan raison de’etre-nya, pembenaran sosial bagi keberadaannya,
mengurangi konflik, dan merencanakan masa depan.
4.
Menilai lingkungan
eksternal. Tim perencanaan harus mengeksplorasi lingkungan di lingkungan
organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi.
5.
Menilai lingkungan
internal. Untuk mengetahui kekuasaan dan kelemahan internal, organisasi dapat
memantau sumber daya (inputs), strategi sekarang (process), dan
kinerja (outputs).
6.
Mengidentifikasi isu
strategis yang dihadapi organisasi. Lima unsur pertama dari proses secara
bersamaan melahirkan unsur keenam, identifikasi isu strategis persoalan
kebijakan penting yang mempengaruhi mandat, misi, dan nilai-nilai dalam
organisasi.
7.
Merumuskan strategi
untuk mengelola isu-isu. strategi didefinisikan sebagai pola tujuan, kebijakan,
program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang menegaskan
bagaimana organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi harus
mengerjakan hal itu. Strategi dapat berbeda karena tingkat, fungsi, dan
kerangka waktu.
8.
Menciptakan visi
organisasi yang efektif untuk masa depan. langkah terakhir dalam proses p erencanaan, organisasi mengembangkan deskripsi mengenai bagaimana
seharusnya organisasi itu sehingga berhasil mengimplementasikan strateginya dan
mencapai seluruh potensinya. Deskripsi tersebut merupakan visi keberhasilan.
9.
Mengembangkan proses
implementasi. Proses implementasi adalah inti dari seluruh perencanaan yang
dibuat. Bagaimana strategi dijalankan sesuai dengan rencana untuk mencapai
tujuan organisasi.
10. Menilai kembali strategi dan proses perencanaan strategis. Setelah seluruh
langkah dijalankan, maka yang terakhir adalah menilai kembali strategi dan
proses perencanaan untuk perbaikan organisasi di masa mendatang.
A.
Misi
Misi
merupakan sebuah guidelines yang
lebih pragmatis dan konkrit yang dapat dijadikan acuan pengembangan strategi
dan aktivitas dalam lembaga atau organisasi. Secara umum misi
menurut Sharplin (1985) adalah ‘alasan keberadaan’, misi sebagai deskripsi
tentang apa yang hendak dicapai dan untuk siapa. Sementara itu Pearce dan
Robinson (1988) menyebutkan bahwa misi organisasi disebutkan sebagai tujuan
fundamental dan unik yang menunjukkan perbedaan suatu organisasi dengan
organisasi lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan (scope) organisasinya.
Bertitik tolak dari pandangan tersebut misi adalah alasan bagi keberadaan
sebuah organisasi, dalam hal ini yaitu alasan keberadaan sekolah, karena itu
sekolah sebagai organisasi memiliki kebutuhan khusus untuk mengkomunikasikan
misi dan mengartikulasikan tujuan, target dan ukuran yang menjadi dasar penilaian kinerjanya.[1][1]
Misi sekolah adalah aspirasi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan, dan masyarakat sekolah lainnya yang akan dijadikan elemen
fundamental penyelenggaraan program sekolah dalam pandangan sekolah dengan
alasan yang jelas dan konsisten dengan nilai-nilai sekolah.
Kotler (1987) mengatakan bahwa misi adalah pernyataan tentang tujuan
organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan,
kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani,
nilai-nilai yang dapat diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita di masa depan.
Dari pengertian tersebut, tampaknya ada lima unsur penting yang tidak dapat
dilupakan dalam merumuskan misi suatu organisasi, yaitu:[2][2]
1. Produk apa atau pelayanan apa yang akan ditawarkan. Apakah itu pendidikan
anak-anak, pendidikan tinggi, dan lain-lain.
2. Apakah produk atau pelayanan yang ditawarkan itu dapat memenuhi kebutuhan tertentu yang memang
diperlukan dan bahkan dicari karena belum tersedia selama
3. Misi harus secara tegas menyatakan publik mana yang akan dilayani.
4. Bagaimana kualitas barang atau pelayanan yang hendak ditawarkan.
5. Aspirasi apa yang diinginkan di masa yang akan datang.
Unsur-unsur misi
tersebut selayaknya dinyatakan sebagai keyakinan untuk sungguh-sungguh
dilaksanakan oleh organisasi, tidak hanya sebagai semboyan tanpa makna. Oleh
karena banyak hal yang perlu diketahui oleh masyarakat yang dilayani, rumusan misi
tidak dapat terdiri dari satu kalimat atau pernyataan singkat saja.
Misi merupakan “alat
yang tak ternilai” untuk mengarahkan perumusan strategi dan pelaksanaan
strategi. Ia merupakan fondasi yang konstan dalam pengambilan keputusan
strategik. Ia bahkan adalah common thread yang menyatakan seluruh
aktivitas organisasi (Wheelen dan Hunger, 1990).
Misi disebut raison
d’etre-nya organisasi, yaitu yang merupakan alasan kehadirannya, pembenaran
tentang eksistensinya (Higgins, 1995). Misi sebenarnya menjelaskan hal-hal yang
sangat fundamental, merupakan falsafah dasar dari organisasi, sebagai pendorong
lahirnya inspirasi-inspirasi yang penuh motivasi. Misi juga penting karena
suatu perumusan tujuan dan sasaran yang realistik hanya mungkin dilakukan
jikalau terlebih dahulu misi organisasi sudah diidentifikasi.
Merumuskan misi
organisasi terkadang dianggap mudah, tetapi kesulitannya lebih banyak ketimbang
gampangnya. para pengambil keputusan strategik sering mampu merumuskan misi itu
dengan baik, tetapi segera timbul kesulitan dalam mengkoordinasikan
tindakan-tindakan manajerial. Inilah peranan kritis dari berbagai organisasi
karena banyak organisasi yang gagal merealisasikan misinya. Misi, karenanya
harus mendarat lebih dahulu dalam hati semua orang yang bekerja dalam
organisasi itu. Jadi apabila dikatakan bahwa salah satu misi dalam lembaga
pendidikan adalah meningkatkan kualitas, maka seharusnya semua orang yang
terlibat dalam proses itu memahami sungguh-sungguh apa yang dimaksud dengan
meningkatkan kualitas itu dan senantiasa berusaha menuju ke sana, sementara
manajemen puncak harus pula komit untuk mempertahankan tekad itu.
Terkait dengan hal
tersebut, pada dasarnya misi dibuat untuk jangka waktu tiga sampai lima tahun
dan dapat berubah. perubahan itu bisa dilakukan jikalau terjadi perubahan
penting dalam lingkungan, misalnya ada peluang yang harus dikejar, ada ancaman,
atau tantangan yang sangat berarti. Bisa juga terjadi perubahan apabila
manajemen baru menghendakinya. Misi juga dapat bertahan bertahun-tahun tanpa
ada perubahan, yaitu jika kondisi lingkungan dan pihak-pihak terkait masih
menghendaki demikian. Jadi misi bukanlah dogma yang tidak bisa berubah.
B. Strategi
1. Definisi
Strategi
Manusia khususnya, mampu berkompetisi lebih cepat penuh dengan variasi
dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia pada dasarnya mempu
mengkombinasikan berbagai elemen kehidupan seperti intelegensia, imajinasi,
kemampuan mengakumulasi sumber daya, serta mengkoordinasikan perilaku untuk dapat
melaksanakan peperangan (Henderson:1991). Dengan demikian manusia dapat
mempertahankan kelanjutan hidupnya dri generasi ke generasi dan bahkan dapat
mengendalikan makhluk lainnya. naluri kompetitif dari manusia akhirnya dibawa
masuk ke dalam organisasi tempat mereka berada. di sinilah akar dari strategi
mulai kelihatan.
Istilah strategy berasl dari kata Yunani stretegos, atau strategus
dengan kata jamak strategi. strategos berart jendral tetpi dalam Yunani Kuno
sering berarti perwira negara (state officer) dengan fungsinya yang
luas. Dalam artian yang sempit, menurut Matloff (1967), strategy berarti the
art of the general (seni jendral). memang, dalam zaman Yunani Kuno jenderal
dianggap bertanggung jawab dalam suatu peperangan, kalah atau menang.
Seiring berjalannya waktu, strategi didefinisikan dengan berbagai arti,
menurutJames Brian Quinstretegi adalah: The
pattern or plan that integrates an organization’s major goals, policies, and
action squences into a cohesive whole. McNichols mendefinisikan strategi
adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk
mencapai sasarannya melaui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam
kondisi yang paling menguntungkan.
Sedangkan dalam bidang manajemen, definisi mengenai
strategi cukup beragam dan bervariasi dari beberapa ahli. Gerry Johnson
dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring Corporate Strategy”)
misalnya mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang
organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam
dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan
pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Terkait dengan strategi, dalam manajemen strategis terdapat tiga tahap yang signifikan dalam upaya mencapai tujuan, yaitu:[3][3]
1) Formulasi strategi,
termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman
eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi
tertentu yang akan dilaksanakan.
2) Implementasi strategi,
mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,
memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang
telah doformulasikan dapat dijalankan. Melaksanakan strategi berarti
memobilisasi karyawan.
3) Evaluasi strategi, adalah tahap final dalam
manajemen strategis.Tiga aktivitas dasar evaluasi adalah: meninjau ulang
factor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur
kinerja, dan mengambil tinadakan korektif.
Ketiga aktivitas ini terjadi di 3 hierarki dalam
perusahaan besar: korporat, divisional, atau unit bisnis strategis dan
fungsional.
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer,
Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi, yaitu:
1) Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di
luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Jadi dalam strategi enterprise
terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu
akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi
pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
2) Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi,
sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang
digeluti oleh suatu organisasi.
3) Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha
dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh
keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya
organisasi ke tingkat yang lebih baik.
4) Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk
menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
Ø Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan
organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang
berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
Ø Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
implementating, controlling, staffing, leading, motivating,
communicating, decision making, representing, dan integrating.
Ø Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik
situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui
atau yang selalu berubah.
Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang
bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa
mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif
semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan” organisasi dari
sudut ekonomi.
Tipe-tipe strategi pada dasarnya sama dengan tingkat-tingkat
strategi, hanya perbedaan istilah penggunaannya saja. Menurut Koteen (1991),
terdapat tipe-tipe strategi, yaitu:
a. Corporate strategy (strategi organisasi)
strategi ini berkaitan
dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif
strategik yang baru.
pembatasan-pembatasan dilakukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
b. Program strategy (strategi program)
strategi ini lebih
memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik dari suatu program
tertentu.
c. Resource support strategy (strategi pendukung
sumber daya)
Strategi sumber daya
ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya
esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
d. Institusioanal strategy (strategi kelembagaan)
Fokus dari strategi
institusonal ialah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.
Strategi adalah sebuah
rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities
yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. implementasi
stargtegi dalam manajeman sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan
mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu penyelengggaraan program
sekolah. betapa pun hebatnya suatu strategi bila tidak diimplementasikan tentu
saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah.
Setiap lembaga
pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana strategis yang
menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi sekolah lima
tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek pemerataan mutu, efisiensi,
relevansi, dan tata kelola. dengan demikian seluruh tindakan atau program yang
direncanakan dapat terstruktur dan terevaluasi dengan baik.
C. Visi
Langkah penting dalam proses perencanaan strategis adalah mengembangkan
deskripsi yang jelas dan ringkas tentang organisasi atau komunitas harus
seperti apa ketika berhasil mengimplementasikan strateginya dan mencapai
seluruh potensinya. Deskripsi ini harus menjadi visi keberhasilan organisasi.
biasanya, visi keberhasilan ini lebih penting sebagai panduan untuk mengimplementasikan
strategi dan bukan memformulasikannya.
Sementara sedikit sekali organisasi publik dan nirlaba yang mempunyai
pernyataan misi yang jelas dan berguna. sebagian alasannya adalah bahwa visi
itu mencakup misi. Misi menguraikan tujuan organisasi, sedangkan visi dapat
dipakai untuk menggambarkan bagaimana organisasi harus terlihat ketika
organisasi bekerja baik (Lonnie, Helgeson, komunikasi Pribadi, 1986).
Visi adalah kondisi masa depan yang masih abstrak, tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang (Salusu, 1996:130). Ini berarti
visi merupakan suatu pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu atau
keadaan yang diciptakan yang belum ada sebelumnya dan akan diwujudkan oleh
seluruh anggota organisasi. Visi memberikan gambaran kondisi yang akan dicapai
oleh organisasi di masa yang akan datang, selanjutnya Bryson (1995:65)
mengemukakan bahwa sesungguhnya visi memberikan kerangka dasar tentang gambaran
organisasi di masa mendatang.
Visi menggambarkan akan menjadi apa suatu organisasi di masa depan. Penetapan visi harus melihat kemampuan dan keadaan internal organisasi.
Semua organisasi, termasuk organisasi sekolah mempunyai visi. Visi adalah
agenda tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai dalam aktivitas sekolah.
Sejalan dengan ituBeach (19930 mengemukakan proses merumuskan visi dimulai
dengan ide-ide kreatif atau dengan menciptakan ide-ide baru dengan menggali
tuntutan lingkungannya. Apabila visi telah dirumuskan dengan baik dan sempurna,
selanjutnya dirumuskan statemen misi dan statemen misi dijadikan acuan menyusun
rencana dan program sekolah. Qigley (1993:26) mengemukakan visi adalah aspirasi
yang akan dijadikan elemen fundamental dalam pandangan organisasi dengan alasan
yang jelas dan konsisten dengan nilai-nilai sekolah. Visi terbentuk dengan
kecerdasan penghayatan nilai-nilai, pengetahuan dan pengalaman, kemampuan
khusus yang konseptual, pemecahan maslah serta daya-daya perilaku lain yang
dijadikan unggulan.
Bertitik tolak pada pandangan tersebut, visi sekolah haruslah konsisten
dengan nilai dan daya-daya perilaku sekolah yang menjadi ciri khas sekolah,
stabil, berubah ke arah yang lebih baik, dan selalu menjadi subjek evaluasi
atas dasar kecerdasan penghayatan nilai-nilai moral, akademis, ilmiah, dan
sistematis dalam memecahkan berbagai problematika sekolah. Dengan kata lain
visi merupakan endapan dari suatu sistem nilai dan kaidah yang diberlakukan.[6][6]
Dalam sebuah lembaga organisasi, visi merupakan sarana
untuk :
a) Mengkomunikasikan
alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok
b) Memperhatikan frame
work hubungan antara organisasi dengan stekholders (Sumber daya manusia, konsumen,
dan pihak lain yang terkait)
c) Menyatakan sasaran
utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan
Untuk mampu menjadi gambaran yang ingin diwujudkan suatu
organisasi,pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi
tema yang mempersatukan semua unit dan organisasi, menjadi media komunikasi dan
motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi. Oleh sebab
itu, dalam perumusan dasar-dasar visi keberhasilan sebaiknya :
1. Mengingat bahwa dalam
banyak kasus, visi keberhasilan tidak diperlukan untuk memperbaiki keefektifan
organisasi. Akan tetapi mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk
menghadapi isu strategis dapat merupakan hal yang dapat menghasilkan perbaikan
kinerja sebagian besar organisasi.
2. Sebelum visi
keberhasilan muncul, organisasi perlu merumuskan beberapa lingkaran atau
langkah-langkah perencanaan strategis sebelumnya.
3.
Visi keberhasilan
harus meliputi item-item hasil yang diinginkan. Organisasi harus
berpikir mengenai versi dari visi sukses yang dipublikasikan dalam rencana
strategis menjadi suatu hal yang nyata.
4.
Visi keberhasilan
harus sebanyak mungkin timbul dari keputusan dan tindakan yang lalu. keputusan dan tindakan masa lampau seringkali menjadi
catatan konsensus tentang bagaimana organisasi itu dan harus mengerjakan apa.
mendasarkan suatu visi pada konsensus yang telah ada sebelumnya menghindarkan
konflik yang tidak perlu. realisasi masa depan baru akan lebih mudah jika masa
depan itu adalah kelanjutan dari masa lampau dan masa sekarang (Weick, 1979).
5.
Suatu visi keberhasilan harus menjadi sesuatu yang inspirasional. Apa yang
mengilhami orang adalah deskripsi yang jelas mengenai masa depan yang
diinginkan dengan didukung oleh keyakinan yang nyata. Visi yang inspirasional
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
memfokuskan kepada masa depan yang lebih baik
b.
mendorong harapan dan impian
c.
dibangun berdasarkan penafsiran kembali sejarah dan budaya untuk menarik
cita-cita dan nilai-nilai umum dari organisasi
d.
menjelaskan arah dan tujuan organisasi
e.
menyatakan hasil-hasil yang positif
f.
menekankan keunikan dan kekhasan kompetensi organisasi
g.
menekankan kekuatan kelompok yang bersatu
h.
menggunakan gambar, imaji, dan metafora kata
i.
mengkomunikasikan antusiasme dan kegembiraan yang menyala-nyala serta
memupuk komitmen dan dedikasi.
6.
Visi keberhasilan yang efektif adalah yang mewujudkan tingkat ketegangan
yang tepat untuk mendorong perubahan organisasi yang efektif.
7.
Satu cara yang berguna untuk mulai mengkonstruksikan visi keberhasilan
adalah mempunyai anggota tim perencanaan strategis sebagai individu yang
mempersiapkan rancangan visi, kemudian saling mengungkapkan dan mendiskusikan
respon mereka.
8.
Suatu proses normatif harus digunakan untuk mengulas visi keberhasilan.
biasanya rancangan diulas oleh anggota tim perencanaan, para pembuat keputusan
lainnya, anggota dewan yang berkuasa, dan para stekeholder luar yang terpilih.
9.
Konsensus atau pernyataan visi di kalangan para pembuat keputusan kunci
sangat diperlukan, tetapi tidak diperlukan secara mutlak.
10.
Karena visi keberhasilan membantu memandu keputusan dan tindakan
organisasi, maka visi keberhasilan harus disebarkan dan dibahas secara luas.
D.
Implementasi Formulasi Visi, Misi, dan Strategi Dalam Perencanaan Strategik
Bidang Pendidikan
Visi merupakan suatu
proses yang menggambarkan serangkaian kegiatan perencanaan dan penetapan
sasaran sekolah secara formal. Dan misi adalah alasan keberadaan suatu lembaga.
Untuk mewujudkan visi, maka dibutuhkan misi. Strategi adalah sebuah rencana
yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities
yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Implementasi
startegi dalam manajeman sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan
mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu penyelengggaraan program
sekolah. Betapa pun hebatnya suatu visi, misi, dan strategi bila tidak
diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan
sekolah.
Karena itu, kemampuan
kepala sekolah dan personel sekolah lainnya mengimplementasikan suatu strategi
dalam manajemen sekolah merupakan hal
yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai
seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab
terhadap kemempuan belajar peserta didik. Kenyataannya implementasi strategi
khususnya di sekolah tidak mudah dilakukan. umumnya sekolah terjebak pada
kegiatan yang bersifat rutin yaitu guru masuk kelas memberikan pelajaran
pendekatannya sama seperti sebelumnya, melaksanakan ujian, memberikan nilai dan
hasil ujian dan akhirnya peserta didik lulus dengan kualitas seadanya.
Tiga elemen manajemen
strategik, yaitu analisis strategi, formulasi strategi, dan implementasi
strategi, yang paling sulit untuk dilakukan adalah implementasi strategi.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miller (1996:329) “it has been rather easy
for us ti decide where we wanted to go. The hard part is to get the
organization to act on the new priorities.” Strategi akan cukup mudah bagi
kita untuk menentukan kemana kita mencari bagian tersulit mendapatkan
organisasi pada tindakan prioritas yang baru. Proses implementasi strategi
manajemen sekolah meliputi keseluruhan kegiatan manajerial yang mencakup
keadaan seperti motivasi, kompensasi,dan penghargaan manajemen.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal,
antara lain:
a)
Langkah awal dari strategy formulation sebagai
tahapan dalam perencanaan strategis menurut Bryson adalah penetapan misi,
strategi, dan visi
b)
Misi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang
dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat
diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita di masa depan atau dengan kata lain,
misi adalah guidelines dari visi organisasi.
c)
Strategi adalah suatu
seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai
sasarannya melaui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang
paling menguntungkan
d)
Visi merupakan kerangka tentang gambaran organisasi di
masa mendatang yang penetapannya didasarkan
pada kemampuan dan keadaan internal organisasi.
e)
Manajemen strategik
memiliki tiga elemen dasar, yaitu analisis strategi, formulasi strategi, dan
implementasi strategi. Dan yang paling sulit untuk dilakukan adalah
implementasi strategi. Implementasi startegi dalam manajeman sekolah melibatkan
upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu
penyelengggaraan program sekolah.
B.
Saran dan
Implikasi
Tidak sedikit organisasi yang kehilangan jati diri,
stagnan dan hancur di tengah jalan. Hal ini terjadi karena tidak memiliki
ketegasan orientasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang hendak dicapai.
oleh sebab itu, misi, strategi, dan visi merupakan sesuatu yang signifikan
dalam sebuah organisasi.
Visi berfungsi sebagai mata, cara melihat dan menjadi
paradigma manajemen organisasi, sumber motivasi dan strategi (motivering and
strategic vision) kemudian diinterpretasi dalam sebuah kerangka aplikasi rill
kinerja. Visi Misi dalam organisasi menjadi kerangka konsep yang mempertautkan
berbagai kepentingan yang beragam. Visi Misi merupakan landasan pemersatu dan
alat yang dapat menyamakan arah gerak organisasi sesuai ideologi, asas, dan
tujuan yang akan dicapai sesuai plat form-nya. Visi Misi dalam organisasi juga
merupakan dokumen serta panduan resmi yang wajib ditaati oleh segenap pelaku
organisasi dan strategi merupakan pendukung pengimplementasiannya. organisasi
yang ingin maju adalah organisasi yang siap dengan perencanaan strategik dan
visi sukses kemajuan organisasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar