Materi : Leader Ship
Dosen :
A. Muhammad Yusri Teja, S.Pd, M.Pd
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
OLEH
Nama : St. Maria Ulfa
Nim : 13 – 31 - 015
Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah/ PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL- IRSYAD (STAI DDI)
KABUPATEN
MAROS
TAHUN AJARAN 2014/ 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Leadership. Adapun judul yang kami angkat, yaitu tentang “Kepemimpinan Kepala Sekolah”. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca di
bidang agama Islam, khususnya dalam peran manusia sebagai khalifah di muka
bumi.
Manusia, sebagai makhluk ciptaan
Allah SWT yang paling sempurna harus sadarakan keberadaan dirinya, tidak takut
untuk mengubah kehidupannya untuk menjadi lebih baik, dan tidak berhenti untuk
terus menimba ilmu dalam kehidupan guna keluar dari kebodohan imannya dan
menuju peningkatan nilai dan kecerdasan takwa dirinya kepada Sang Maha Pencipta.Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan ini. Dengan segala
kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran. Tak ada gading yang tak
retak, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.Semoga makalah ini menjadi
pelita bagi individu yang ingin mengembangkan kepribadian dirinya. Amin.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
...........................................................................................
Kata Pengantar
........................................................................................... i
Daftar Isi
..................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
..................................................................... 1
A.
Latar
Belakang
............................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah
.......................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
........................................................................ 2
A.
Pengertian
Kepemimpinan ........................................................... 2
B.
Fungsi
Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................................... 5
C.
Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah ......................................... 10
D.
Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah ............... 12
E.
Peran
Kepala Sekolah dalam Menyukseskan Implementasi Pendidikan Karakter
.................................................................... 15
BAB III : PENUTUP .................................................................................
A.
Kesimpulan
.................................................................................... 17
B.
Saran
.............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepemimpinan sangat penting dalam kehidupan kita, baik
itu di sekolah, rumah, masyarakat maupun bangsa dan Negara. Jika dirumah
pemimpin adalah ayah, di sekolah adalah kepala sekolah di masyarakat
adalah orang yang di amanahi jabatan, di Negara pun kita tahu bahwa ada yang
namanya presiden.
Tanggung jawab seorang pemimpin sangatlah besar.
Pemimoin yang baik adalah yang mampu memeimpin dirinya sendiri sebelum mampu
memimpin orang lain. Kepemimpinan adalah hubungan yang erat antara seseorang
dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama.
Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa tujuan Allah
menciptakan manusia adalah untuk menjadi khalifa fil Ardh oleh karena
itu sangat wajar jika manusia harus mampu memimpin dirinya dan mampu memimpin
orang lain.
Dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana seorang
kepala sekolah mampu untuk memimpin sekolah itu sehingga apa yang di harapkan untuk
menyukseskan implementasi pendidikan karakter dapat terwujud.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, pemakalah mencoba
untuk mampu menjabarkan beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu:
1.
Apa Pengertian Kepemimpinan?
2.
Apa Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah?
3.
Apa-apa Saja Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah?
4.
Seperti Apa
Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah?
5.
Apa Peran
kepala Sekolah Dalam Menyukseskan Implementasi Pendidikan Karakter?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai bagian dari fungsi manajemen
merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Secara
etimologis istilah kepemimpinan dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia Jhon
Echols merupakan terjemahan dari kata leadership (bahasa Inggris), yang
berarti kepemimpinan. Sementara itu, kata kepemimpinan berasal dari akar kata
pemimpin, yang berarti seseorang yang dikenal oleh dan berusaha untuk
mempengaruhi para pengikutnya, untuk merealisasikan apa yang menjadi visinya.
Dalam pengertian terminology terdapat beberapa
pengertian kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Dalam Ensiklopedi
Umum diterangkan bahwa kepemimpinan adalah, hubungan yang erat antara
seseorang dengan sekelompok manusia kerena adanya kepentingan bersama, hubungan
itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pada manusia
yang seorang itu. Manusia atau orang ini biasanya disebut dengan memimpin atau
pemimpin, sedang kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin.
Selanjutnya, weshler sebagaimana dikutip oleh
wahjosumidjo memberikan definisi kepemimpinan sebagai “Leadership is
interpersonal influence exercised in a situation and directed, through the
communication process, toward the attainment of a specified goal or goals”.
Menurutnya kepemimpinan adalah pengaruh antara personal yang diuji dalam sebuah
situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi secara langsung, terhadap
pencapaian satu tujuan atau beberapa tujuan.
Hadari Nawawi menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi fikiran, perasaan
atau tindakan dan tingkah laku orang lain. Sementara itu, Ngalim Purwanto
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan
dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela dan penuh
semangat, ada kegembiraan batin serta merasa tidak terpaksa.
Selain beberapa definisi di atas, ditemukan pula
istilah kepemimpinan dalam terminology Islam. Padanya terdapat beberapa term
yang berkaitan dengan pemimpin atau manager, yakni imam, khalifah,
wali, ulil amri, rain dan malik. Istilah-istilah tersebut dimana
konsep utamanya berkaitan dengan otoritas mengatur orang atau barang supaya
dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya dalam Al-Qur’an
istilah kepemimpinan diungkapkan dengan istilah khalifah.
Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah Saw. wafat menyentuh
juga maksud yang terkandung dalam perkataan amir atau penguasa.
Berdasarkan pada beberapa pengertian kepemimpinan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa dalam definisi kepemimpinan tersebut terdapat beberapa
unsure penting, yaitu
1)
Kemampuan mempengaruhi orang lain, baik perseorangan
maupun kelompok.
2)
Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang
lain, dan
3)
Untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Oleh karena itu, kepemimpinan pada dasarnya ialah kemampuan menggerakkan, memberi
motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan
yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil
keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. Kepemimpinan juga merupakan
proses interaksi antar kedua belah pihak, yaitu seorang pemimpin dan yang
dipimpinnya.
Kepemimpinan sangat ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan anggota atau
bawahan dan sumber daya pendukung organisasi. Karena itu jenis organisasi dan
situasi kerja menjadi dasar pembentuk pola kepemimpinan seseorang. Maka
berdasarkan pemikiran tersebut, kepemimpinan dalam pendidikan (seperti kepala
sekolah) tentu sangat berbeda dengan kepemimpinan dalam organisasi lainnya.
Karena sekolah merupakan lembaga yang memiliki karakteristik dan cirri khas
tersendiri yang bersifat unik.
Maka kepemimpinan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kesiapan,
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannnya
dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran, agar segenap
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yang pada
gilirannya dapat mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah
ditetapkan.
Walau demikian, konsep kepemimpinan dalam pendidikan tidak bias dilepaskan
dari konsep kepemimpinan secara umum. Secara formal kegiatan kepemimpinan harus
diselenggarakan oleh seseorang yang menduduki posisi atau jabatan tertentu yang
di lingkungannya terdapat sejumlah orang yang harus bekerja sama untuk mencapai
satu tujuan.
B. Fungsi
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Sekolah merupakan organisasi yang
bersifat kompleks, unik dan khas, yang tentunya berbeda dengan
organisasi-organisasi lainnya. Dikatakan kompleks, karena sekolah merupakan
organisasi yang didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lainnya
saling keterkaitan dan saling menentukan. Dikatakan unik dan khas, karena
sekolah merupakan organisasi yang memiliki cirri-ciri tertentu yang tidak
dimiliki oleh organisasi-organisasi lainnya.
Karena sifatnya yang kompleks, unik
dan khas inilah, sekolah sebagai organisasi memerlukan pemimpin yang mampu
mengkoordinasikan hingga pada level yang lebih tinggi. Pemimpin dalam sekolah
adalah kepala sekolah. Maka tidak jarang keberhasialan sekolah adalah
keberhasialan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil ialah, kepala
sekolah yang mampu memahami organisasi sekolah sebagai organisasi yang
kompleks, unik dan khas, serta mampu melaksanakan peranan dan fungsi-fungsinya
sebagai kepala sekolah. Sebagai seorang yang diberi tanggungjawab untuk
memimpin sekolah.
Pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut tidak bias dipisahkan satu sama lainnya, karena saling terkait dan mem
pengaruhi, serta menyatun dalam pribadi kepala sekolah yang professional.
Kepala sekolah yang mampu melaksanakan fungsi-fungsinya sebagaimana dikatakan,
akan dapat menerapkan visinya menjadi aksi dalam paradigm baru manajemen
pendidikan.
a. Fungsi
educator
Dalam menjalankan fungsinya sebagai educator
(pendidik). Pendidik adalah orang yang mendidik. Sedang mendidik
diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran. Maka fungsi kepemimpinan kepala sekolah sebagai pendidik, harus
memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan (para guru dan yang lainnya) di sekolah. Serta mampu menciptakan
iklim yang kondusif, memberikan nasehat kepada setiap warga sekolah, memberikan
dorongan kepada seluruh tenaga kepandidikan, serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik, dan mengadakan program akselerasi bagi para peserta
didik yang memiliki kecerdasan di atas normal.
Memahami arti pendidik, tidak cukup berpegang pada
konotasi yang dikandung dalam definisi atau pengertian pendidik. Melainkan
harus memahami istilah lainnya yang terkait dengan hal mendidik, yakni
pendidikan, tujuan pendidikan, sarana pendidikan, strategi pendidikan yang
dilaksanakan. Maka demi kepentingan tersebut kepala sekolah harus menanamkan,
memajukan dan meningkatkan paling tidak empat hal, yakni pembinaan mental,
pembinaan moral, pembinaan fisik dan pembinaan artistic.
1.
Pembinaan mental, yaitu membina para
tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan
watak. Dalam hal ini, kepala sekolah harus mampu menciptakan iklim yang
kondusif agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik, proporsional dan professional. Maka dengan demikian, kepala sekolah harus
mampu melengkapi sarana dan prasarana dan sumber belajar agar dapat memberikan
kemudahan kepada para guru dalam melaksanakan tugas utamanya. Mengajar dalam
arti memberikan kemudahan kepada peserta didik (facilitate of learning).
2.
Pembinaan moral, yaitu membina para tenaga
kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai
sesuatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing.
Kepala sekolah harus memberikan nasehat kepada seluruh warga sekolah, misalnya
pada setiap upacara bendera atau pada saat pertemuan rutin sekolah.
3.
Pembinaan fisik, yaitu membina para tenaga
kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,
kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah. Kepala sekolah harus
memberikan dorongan agar para tenaga kependidikan terlibat aktif dan kreatif
dalam kegiatan olahraga, baik yang diprogramkan oleh sekolah maupun yang
diselenggarakan oleh warga masyarakat.
4.
Pembinaan artistic, yaitu membina tenaga kependidikan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan. Kepala sekolah harus mampu merencanakan berbagai program pembinaan
artistic, seperti karya wisata, tetapi pelaksanaanya tidak mengganggu
pelaksanaan pembelajaran. Lebih dari itu, kegiatan ini malah harus menunjang
atau pengayaan terhadap pembelajaran yang dilaksanakan disekolah.
b. Fungsi Manajer
Manajemen pada hakikatnya merupakan
suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan
mengendalikan usaha anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh
sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berkaitan dengan define tersebut,
maka ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu proses, pendayagunaan
seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dikatakn suatu proses, karena semua manejer dengan ketangkasan dan keterampilan
yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan. Proses tersebut menurut Wahjosumidjo,
mencakup:
1.
Merencanakan, dalam arti kepala sekolah harus
benar-benar memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan tindakan
yang harus dilakukan;
2.
Mengorganisasikan, berarti kepala sekolah harus mampu
menghimpun dan mengorganisasikan sumberdaya sekolah dan sumber-sumber material
sekolah, karena keberhasilan sekolah sangat tergantung pada kemampuan dalam
mengkoordinasikan berbagai sumber tersebut;
3.
Memimpin, dalam arti kepala sekolah harus mampu
mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya agar melakukan tugas-tugasnya secara
esensial;
4.
Mengendalikan, dalam arti kepala sekolah memperoleh
jaminan untuk keberjalanan sekolah mencapai tujuan.
c. Fungsi Administrator
Kepala sekolah juga berfungsi
sebagai administrator. Sebagai administrator menurut Mulyasa kepala sekolah
memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan
administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh
program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
admistrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola
administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut
perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas
sekolah.
d. Fungsi Supervisor
Kegiatan utama pendidikan di sekolah
dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga
seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas
pembelajaran. Oelh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai
supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan.
e. Fungsi
Leader
Kepala sekolah sebagai leader
harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kepala
sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup
kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta
pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala
sekolah sebagi leader dapat dianalisis dari kepribadian,
pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan dan kemampuan berkomunikasi.
f. Fungsi
Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran inovatif.
g. Fungsi
Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga
kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Menurut Mulyasa
motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan
suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.
h. Fungsi
Figur dan Mediator
Selain sebagai fungsi sebagaimana
telah disebutkan di atas, juga terdapat dua fungsi lain sebagai kepala sekolah.
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama dalam mengembangkan pendidikan yang
lebih bermartabat, kepala sekolah harus mampu menjadi figure dan mediator, bagi
perkembangan masyarakat dan sekitarnya.
C. Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Gaya keemimpinan adalah cara yang
dipergunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Selanjutnya
dalam pengertian sederhana, menurut Mulyasa gaya kepemimpinan adalah
suatu norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Gaya kepemimpinan
merupakan suatu pola perilaku seseorang pemimpin yang khas pada saat
mempengaruhi yang dipimpinnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan,
cara pemimpin untuk bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk
gaya kepemimpinannya.
Ngalim Purwanto menjelaskan juga
terdapat empat gaya kepemimpinan yang lain, yakni gaya kepemimpinan
otoriter, Pseudo-demokratis, gaya kepemimpinan laisez faire (gaya bebas)
dan gaya kepemimpinan demokratis.
a. Gaya
Kepemimpinan Otoriter
Otoriter atau otokrat berasal dari
kata autos, yang berarti sendiri dan kratos yang berarti
kekuasaan atau kekuatan. Maka secara etimologi otoriter atau otokrat berate penguasa
absolute. Gaya kepemimpinan seperti ini identik dengan seorang dictator,
bahwa memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Penafsirannya, sebagai
pemimpin tidak lain adalah menunjukkan dan memberi perintah sehingga ada kesan
bawahan atau anggota-anggotanya hanya mengikuti dan menjalankannya, tidak boleh
membantah dan mengajukan saran.
Gaya kepemimpinan yang otoriter
menurut Hadari Nawawi biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
· Menganggap
organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi;
· Mengidentifikasikan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
· Menganggap
bawahan bak sebuah alat semata;
· Tidak
menerima pendapat, saran atau kritik dari anggotanya;
· Terlalu
bergantung kepada kekuasaan formalnya; dan
· Cara
pendekatan kepada bawahannya dengan pendekatan paksaan dan bersifat kesalahan
hukuman.
b. Gaya Kepemimpinan Pseudo-Demokratis
Istilah pseudo berarti palsu.
Maka pseudo demokratis berate bukan atau tidak demokratis. Gaya kepemimpinan
seperti ini sebenarnya otokratis, tetapi dalam kepemimpinannya ia member kesan
demokratis. Seorang pemimpin yang bersifst pseudo-demokratis sering memakai “topeng”.
Ia pura-pura memperlihatkan sifat demokratis di dalam kepemimpinannya. Ia
member hak dan kuasa kepada guru-guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu,
tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia mengatur siasat agar
kemauannya terwujud kelak.
c. Gaya
Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)
Gaya kepemimpinan bebas atau laissez
faire ini diartikan membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Gaya
kepemimpinan seperti ini sang pemimpin praktis tidak memimpin. Pemimpin seperti
ini sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan para
bawahan atau anggotanya.
Prinsip gaya kepemimpinan laissez
faire (gaya bebas) ini memiliki sifat-sifat antara lain:
1. Pembagian
tugas kerja diserahkan kepada nggota-anggota kelompok tanpa petunjuk dan
saran-saran.
2. Kekuasaan
dan tanggung jawab bersimpang siur, berserahkan dan tidak merata.
3. Tidak
memiliki tanggung jawab untuk mencapai sebuah tujuan.
4. Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Menurut Purwanto pemimpin yang
demokratis memiliki beberapa ciri antara dari kepemimpinan antara lain sebagai
berikut:
·
Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari
pendapat manusia makhluk termulia di dunia;
·
Selalu berusaha untuk menyingkonkan dan tujuan
organisasi dengan tujuan pribadi;
·
Senang menerima saran, pendapat dan kritik dari
bawahan;\
·
Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan;
·
Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dan
membimbingnya;
·
Mengusahakan agar bawahan lebih sukses daripada
dirinya’ dan
·
Selalu mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
D. Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah Madrasah ditetapkan
dalam Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007, tentang kualifikasi dan kompetensi
Kepala sekolah/ Madrasah. Dalam Permendiknas tersebut disebutkan tentang
kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah, yang terdiri atas kualifikasi umum dan
kualifikasi khusus.
1.
Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah
Ø Memiliki
kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau
non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;
Ø ada waktu
diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;
Ø Memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnnya 5 (lima) tahun menurut jenjang
sekolah masing-masing, kecuali di TK/RA memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
Ø Memiliki
pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi
non-PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau
lembaga yang berwenang.
2.
Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah
Adapun tentang kualifikasi kepala sekolah/madrasah
adalah:
Ø Kepala
Sekolah Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai berikut:
Ø
Berstatus sebagai guru TK/RA
Ø
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA, dan
Ø
Memiliki sertifikasi Kepala TK/RA yang diterbitkan
oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah
Ø Kepala
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:
Ø
Berstatus sebagai guru SD/MI
Ø
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI, dan
Ø
Memiliki sertifikasi Kepala SD/MI yang diterbitkan
oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah
Ø Kepala
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) adalah sebagai berikut:
Ø
Berstatus sebagai guru SMP/MTs
Ø
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs, dan
Ø
Memiliki sertifikasi Kepala SMP/MTs yang diterbitkan
oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah
Ø Kepala
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut:
Ø
Berstatus sebagai guru SMA/MA
Ø
Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA, dan
Ø
Memiliki sertifikasi Kepala SMA/MA yang diterbitkan
oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah
Ø Kepala Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut:
Ø Berstatus
sebagai guru SMK/MAK
Ø Memiliki
sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK, dan
Ø Memiliki
sertifikasi Kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah
Ø Kepala
Sekolah Dasar Luar Biasa/ Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/ Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut:
Ø Berstatus
sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB
Ø Memiliki
sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB,
Ø Memiliki
sertifikasi Kepala SDLB/SMPLB/SMALB yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan pemerintah
Ø Kepala
Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut:
Ø Memiliki
pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah;
Ø Memiliki
sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan;dan
Ø Memiliki
sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang telah ditetapkan
pemerintah.
E. Peran
kepala Sekolah Dalam Menyukseskan Implementasi Pendidikan Karakter
Disamping guru dan tenaga
kependidikan lainnya, kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting
dalam menyukseskan implementasi pendidikan karakter di sekolah, terutama dalam
mengkoordinasi, menggerakkan, dan mengharmoniskan semua sumber daya pendidikan
yang tersedia. Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh
dalam menentukan kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah
satu factor yang dapat mewujudkan perwujudan visi, misi dan tujuan sekolah
melalui program-program yang dilaksanakan secara bertahap dan terencana.
Dalam menyukseskan implementasi pendidikan karakter di
sekolah kepala sekolah paling tidak harus melakukan berbagai program
kegiatan baik yang terkait dengan program sekolah secara keseluruhan
maupun yang terkait dengan tugas sehari-hari kepala sekolah.
Pertama, untuk
terkait dengan program sekolah secara keseluruhan, tahapan yang harus dilakukan
adalah:
1)
Mencermati kalender pendidikan, sehingga ditemukan
hari-hari efektif, setengah efektif (karena ada kegiatan tertentu) dan
hari-hari tidak efektif, seperti hari libur.
2)
Jumlah hari
efektif dan setengah efektif merupakan dasar penyusunan program tahunan,
program semester dan rencana pembelajaran,
3)
Penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler diupayakan
ditempatkan di luar jam belajar, sehingga tidak mengurangi jam belajar efektif,
4)
Secara periodic melakukan evaluasi terhadap
implementasi pendidikan karakter dengan melibatkan semua tenaga guru dan staf
sekolah, sehingga ditemukan halangan dan rintangan yang dihadapi, serta
berbagai kemajuan yang telah dilalui.
Kedua, yang
terkait dengan tugas sehari-hari sebagai kepala sekolah yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
Ø Mengalokasikan
lebih banyak waktu untuk peningkatan kualitas pendidikan karakter, kesiswaan,
pembinaan guru dan karyawan,
Ø Menyediakan
waktu khusus untuk mengevaluasi jalannya pendidikan karakter,
Ø Membuat
jadwal kerja dengan rincian waktu yang diketahui oleh semua warga sekolah,
Ø Secara
periodic menyediakan waktu untuk bertemu/menerima guru dan staf serta peserta
didik, dengan jadwal yang diketahui oleh semua warga sekolah.
Oleh karena itu, peran kepala sekolah dalam manajemen sekolah yang
memadukan dengan nilai-nilai karakter diharapkan dapat:
1)
Berpedoman pada rencana yang sudah disusun sebagai
patokan untuk bekerja,
2)
Selalu memperhatikan pembiyaan, perlengkapan, cara
yang ditempuh, dan stakeholder,
3)
Memperhatikan pengorganisasian secara benar,
4)
Memperhatikan kemampuan orang yang akan mengerjakan
tugas,
5)
Berupaya menempatkan orang pada posisi yang tepat sesuai
kemampuan dan keahliannya,
6)
Membangun suasana yang menyenangkan dengan transparan,
7)
Selalu memperhatikan waktu dan situasi yang
berkembang,
8)
Berupaya secara optimal agar semua program dapat
dilaksanakan, dan
9)
Melakukan control terhadap setiap unsure manajemen
secara konsisten.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan sebagai bagian dari
fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan
organisasi. Secara etimologis istilah kepemimpinan dalam kamus bahasa
Inggris-Indonesia Jhon Echols merupakan terjemahan dari kata leadership (bahasa
Inggris), yang erarti kepemimpinan. Sementara itu, kata kepemimpinan berasal
dari akar kata pemimpin, yang berarti seseorang yang dikenal oleh dan berusaha
untuk mempengaruhi para pengikutnya, untuk merealisasikan apa yang menjadi
visinya.
Dalam pengertian terminology
terdapat beberapa pengertian kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Dalam Ensiklopedi Umum diterangkan bahwa kepemimpinan adalah, hubungan
yang erat antara seseorang dengan sekelompok manusia kerena adanya kepentingan
bersama, hubungan itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing
dari pada manusia yang seorang itu. Manusia atau orang ini biasanya disebut
dengan memimpin atau pemimpin, sedang kelompok manusia yang mengikutinya
disebut yang dipimpin.
Maka dengan demikian, pekerjaan
kepala sekolah semakin hari semakin meningkat dan selalu meningkat sesuai
dengan perkembangan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, hendaknya
kepala sekolah lebih meningkatkan profesionalismenya.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan oleh karena itu saran dan kritik dari teman-teman pembaca sangat di
harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya, serta para pembaca mampu
menjaga kelestarian (keutuhan) makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar