Jumat, 07 Agustus 2015

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

MENETAPKAN STAKEHOLDER SEKOLAH / MADRASAH


 Disusun Oleh :

NAMA: ANDI NURWAHYUNI LALA
NIM: 14 35 011


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
STAI DDI MAROS
2015





BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah keseluruhan(proses) yang membuat sumber-sumber personil dan material sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama.Stakeholder berbeda dengan public.Stake holder dapat di katakanan sebagai public,namun belum tentu stakeholder atau tidak semua publik adalah stakeholder,walaupun kata public seringkali di gunakan untuk menggunakan kata “stakeholder”,namun tidak sebaliknya.Publik sendiri diartikan sebagai sekelompok yang memiliki kepentingan atau nilai-nilai yang sama dalam situasi tertentuketika suatu public berhubungan dengan sebuah perusahaan,maka public tersebut barulah dikatakan sebagai suatu Stakeholder yang artinya publictersebut memiliki kepentingan.

 B. Rumusan Masalah
a)        Bagaimanakah cara menetapkan stakeholder sekolah/madrasah?
b)        Apakah peran stakeholder dalam sekolah/madrasah?

C.Tujuan Penulisan

Bagaimana  mengetahui  pentingnya  peran  pendidikan  sebagai  dasar   dalam   upaya pembangunan  masyarakat , serta  meningkatkan kepedulian  dan  minat  masyarakat  terhadap  pendidikan  dengan  jenjang  yang  lebih tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN

MENETAPKAN STAKEHOLDER
SEKOLAH / MADRASAH

            Penetapan stakeholder potensial dari lembaga pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam manajemen lembaga. Kesalahan dalam menentukan stakeholder potensial tersebut akan berdampak pada kesalahan dalam proses manajemen selanjutnya yang pada akhirnya akan menimbulkan tidak terserapnya produk dan layanan lembaga pendidikan di masyarakat.
            Sebagaimana terlihat dari hasil pemetaan stakeholder di atas, kegiatan yang dihasilkan dari pemetaan tersebut menghasilkan berbagai harapan dari berbagai kelompok stakeholder. Masing – masing harapan dari kelompok stakeholder tersebut dimungkinkan memiliki perbedaan yang kontras antara satu kelompok stakeholder dengan kelompok stakeholder yang lain. Oleh karenanya tidak mungkin semua harapan dan kebutuhan kelompok stakeholder tersebut dipenuhi oleh lembaga pendidikan. Itulah sebabnya lembaga pendidikan harus memiliki kelompok stakeholder yang akan dipenuhi harapan dan kebutuhannya.
            Proses memilik kelompok stakeholder yang akan menjadi sasaran untuk dilakukan pemenuhan kebutuhan dan harapan tersebut itulah yang disebut dengan proses menetapkan stakeholder potensial. Dalam proses pemilihan ini tentu saja sekolah / madrasah harus juga menyesuaikan dengan kondisi internal lembaga saat ini dan yang akan datang, sehingga apa yang diinginkan dan diharapkan oleh stakeholder tersebut akan dapat dipenuhi oleh lembaga. Itulah sebabnya sebelum dilaksanakan analisis, lembaga pendidikan harus mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan sumber daya yang ada di lembaga tersebut. Identifikasi tersebut dapat dilakukan sebagaimana terlihat pada tabel berikut :


1.      Sumber Daya Alam
Tim Manajemen

Jenis Jabatan
Kompetensi
Kualifikasi Pendidikan dan Pelatihan
Pengalaman Kerja
Kepala Madrasah / Sekolah


Waka Kurikulum


Waka Sarana Prasarana


Waka kesiswaan


Waka Humas


Jabatan – jabatan lain


Guru
Bidang Studi
Jumlah
Kompetensi
Kualifikasi Pendidikan dan Pelatihan
Pengalaman Kerja
Fiqih



Aqidah Akhlak



Al – Qur’an Hadis



SKI



Matematika



Kimia



Fisika



Biologi



Geografi



Sosiologi



Antropologi



Ekonomi



Sejarah



Seni Budaya




Bidang Studi
Jumlah
Kompetensi
Kualifikasi Pendidikan dan Pelatihan
Pengalaman Kerja
Teknologi Informasi dan Komunikasi



Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan



Bahasa Arab



Bahasa Inggris



Bahasa Indonesia



Bahasa Asing Lain



Muatan Lokal



Konselor dan guru ekstrakurikuler




Administrasi dan Tenaga Lain

Jenis Tenaga
Jumlah
Kompetensi
Kualifikasi Pendidikan dan Pelatihan
Pengalaman Kerja
Administrasi



Laboran



Teknisi



Tenaga lain





2.      Sumber Daya Nonmanusia
Anggaran

Fungsi
DIPA
PNBP
Yayasan
Bantuan
Luar Negeri
APBD
Bantuan orang tua
Bantuan Lainnya
Jumlah
Loan
Grant
Pendidikan dan pengajaran  









Kesiswaan









Pembangunan fisik









Kesejahteraan pegawai









Perpustakaan









Laboratorium









Belanja barang









Kerumah tanggaan









Pemeliharaan









Kerja sama









Publikasi









Beasiswa









Jumlah















Infrastruktur dan Gedung

Luas tanah dan Bangunan      :
Status Tanah                           :
Luas Bangunan                      :
Data Bangunan                     
Jenis Bangunan
Jumlah
Luas (meter persegi)
Ruang Pimpinan


Ruang Administrasi


Ruang Guru


Ruang Kelas


Ruang Laboratorium


Auditorium / Aula


Gedung Olahraga


Ruang Perpustakaan


Masjid


Asrama


Ruang Koperasi


Kamar mandi / WC


Lapangan Olahraga


Ruang Parkir


Sarana Umum


Ruang Kosong


            Hasil pemetaan sumber daya tersebut kemudian digunakan untuk melakukan analisis dalam menentukan stakeholder utama dari lembaga pendidikan. Proses analisis tersebut dilakukan dengan membandingkan antara sumber daya yang ada di lembaga pendidikan dan proyeksinya empat tahun ke depan dan kebutuhan dan harapan stakeholder. Dalam menentukan stakeholder potensial lembaga pendidikan digunakan perbandingan antara kemampuan pemenuhan sumber daya di lembaga pendidikan sampai dengan empat tahun ke depan dengan tingkat kecukupan dalam pemenuhan kebutuhan dan harapan stakeholder. Semakin tinggi tingkat kesesuaian tersebut, maka akan semakin potensial pula stakeholder tersebut bagi lemabaga pendidikan.
            Proses analisis tersebut akan lebih muda jika dilakukan pertama terlebih dahulu sebagaimana tema – tema yang ada dalam proses pemetaan stakeholder. Untuk menghindari banyaknya analisis per tema yang mungkin perlu dilakukan di sekolah / madrasah maka dapat dipilih tema – tema yang potensial saja. Proses analisis perbandingan per tema tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tabel berikut :

Contoh
Tema : Tingkat Ekonomi 1.000.000 – 2.000.000
.................................................................................................................................                          
Kebutuhan dan harapan stakeholder :
Kemampuan rata – rata menanggung biaya pendidikan : .......................................



  


Sumber Daya
Kemampuan Pemenuhan Sumber Daya (Prosen)
Tingkat Kecukupan dalam Mencapai Kebutuhan  Dan Harapan Stakeholder (Prosen)
Kualifikasi Pencapaian
Th 1
Th 2
Th 3
Th 4
Th 5
SDM
Tim Manajemen

Guru

Administrasi dan Tenaga Lain







Non SDM
Anggaran

Ruang Pimpinan

Kelas

Perpustakaan

Laboratorium

Ruang UKS

Ruang Olahraga

Lapangan Olahraga

Tempat Parkir

Sumber Daya Non Manusia Yang Lain








            Demikian pula analisis terhadap tema – tema yang lain dapat dilakukan sebagaimana tabel di atas. Hasil proses perbandingan dengan mendasarkan tema – tema tersebut kemudian diberikan kualifikasi pencapaian dengan menggunakan skor “A”, “B”, dan “C”. Kualifikasi pencapaian dengan skor “A” mengindikasikan bahwa dengan sumber daya tersebut mestinya lembaga mampu untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholder. Kualifikasi “B” mengindikasikan bahwa dengan sumber daya tersebut mestinya lembaga mampu untuk memenuhi kebutuhan stakeholder saja (tanp harapan). Sedangkan kualifikasi “C” mengindikasikan bahwa lembaga tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dari stakeholder.
            Selain menganalisis setiap tema, perlu juga dilakukan analisis lintas tema dengan mendasarkan pada skor kualifikasi pencapaian. Misalnya tema – tema yang mendapatkan skor “A” meliputi tema tentang profesi guru, karyawan PNS non – guru, karyawan non-PNS, dan pengusaha. Kemudian tema yang berkaitan dengan tingkat ekonomi meliputi penghasilan 2.000.000 ke atas dan tema tentang jarak rumah stakeholder mencakup radius 0 – 10 kilometer dari sekolah / madrasah. Dengan mendasarkan tema – tema yang mendapatkan skor kualifikasi pencapaian “A” tersebut kemudian dilakukan analisis tema profesi pengusaha – penghasilan di atas 5.000.000 – jarak rumah ke sekolah / madrasah di atas 5 kilometer. Jika hasil analisis tersebut tetap menghasilkan kualifikasi pencapaia “A”, maka profesi pengusaha dengan penghasilan di atas 5.000.000 dan rumahnya lebih dari 5 kilometer ke sekolah / madrasah merupakan stakeholder potensial lembaga pendidikan tersebut. Mungkin saja akan terdapat kesamaan hasil dengan analisis lintas tema yang lain, karena adanya kebutuhan dan harapan yang sama. Dengan demikian, dimungkinkan bahwa stakeholder potensial dari lembaga pendidikan tersebut terdiri dari beberapa profesi, beberapa tingkat ekonomi dan beberapa segmen yang mendasarkan pada jarak rumah ke sekolah / madrasah.

Contoh
Tema : Profesi pengusaha – penghasilan di atas 5.000.000 – Rumah berjarak 5 km atau lebih         dari sekolah / madrasah.
Kebutuhan dan harapan stakeholder :
...............................................................................................................................................                                    
Kemampuan rata – rata menanggung biaya pendidikan : .........................................

Sumber Daya
Kemampuan Pemenuhan Sumber Daya (Prosen)
Tingkat Kecukupan dalam Mencapai Kebutuhan  Dan Harapan Stakeholder (Prosen)
Kualifikasi Pencapaian
Th 1
Th 2
Th 3
Th 4
Th 5
SDM
Tim Manajemen

Guru

Administrasi dan Tenaga Lain







Non SDM
Anggaran

Ruang Pimpinan

Kelas

Perpustakaan

Laboratorium

Ruang UKS

Ruang Olahraga

Lapangan Olahraga

Tempat Parkir

Sumber Daya Non Manusia Yang Lain







Rata – rata kualifikasi pencapaian : ...........................................................................

            Analisis tentang kesesuaian tersebut tentu harus dilakukan dengan mendasarkan prinsip jujur, mandiri, dan keterbukaan. Jujur artinya bahwa lembaga pendidikan harus mampu menggambarkan dengan jujur perkembangan sumber dayanya selama 5 tahun ke depan dan secara jujur menyatakan “mampu” atau “tidak mampu” dalam pemenuhan sumber daya tersebut. Dengan demikian kualifikasi pencapaian “A” atau “B” atau “C” yang dihasilkan dari proses analisis tersebut benar – benar menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.
            Mandiri artinya bahwa proses analisis tersebut dilakukan dengan inisiatif sendiri dan harus dilakukan secara periodik. Dengan demikian, perkembangan atau penurunan dari sumber daya tersebut dapat diketahui sehingga skor kualifikasi pencapaian benar – benar dapat dipakai patokan.
            Keterbukaan artinya bahwa proses analisis tersebut dilakukan oleh tim dan dibahas dalam forum sekolah / madrasah secara terbuka, sehingga berbagai kekurangan dalam proses analisis dapat diperbaiki dan skor kualifikasi pencapaian benar – benar dapat dipakai patokan.
            Selain menggunakan analisis sebagaimana telah diuraikan di atas. Proses penentuan stakeholder potensial juga harus memperhitungkan latar belakang dan hal – hal yang menjadi dasar dalam pendirian lembaga pendidikan tersebut. Hal – hal yang berkaitan dengan latar belakang dan dasar pendirian lembaga tersebut tidak dapat dianalisis dengan menggunakan logika, namun biasanya diketahui secara jelas oleh pendiri atau pimpinan lembaga. Jika para pendiri lembaga masih hidup, maka dengan mudah dapat diidentifikasi landasan dan latar belakang pendirian lembaga. Biasanya para pendiri lembaga sekaligus juga menjadi pemimpin lembaga tersebut sehingga proses penentuan stakeholder potensial tinggal hanya mengadopsi analisis tentang kecukupan sumber daya terhadap pencapaian kebutuhan dan harapan stakeholder. Sedangkan jika pemimpin lembaga sudah bukan pendiri, maka visi pemimpin lembaga tersebut akan sangat berperan terhadap penentuan stakeholder potensial lembaga.
            Dengan mendasarkan pada stakeholder potensial lembaga dan berbagai landasan filosofis lembaga inilah kemudian kegiatan utama lembaga pendidikan dapat ditentukan. Walaupun secara garis besar kegiatan utama sekolah / madrasah adalah pendidikan dan pengajaran, namun dalam proses pelaksanaannya terdapat berbagai variasi yang merupakan perwujudan dari keinginan dan harapan dari stakeholder potensial.
            Berbagai bentuk pembelajaran dalam mata pelajaran muatan lokal atau berbagai jenis pelayanan dalam proses pendidikan dan pengajaran serta penunjangnya merupakan beberapa contoh yang dapat dilihat jika hendak mengidentikasi stakeholder potensial lembaga pendidikan. Sekolah / madrasah yang memiliki stakeholder potensial dari tingkat ekonomi menengah ke atas misalnya akan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai bantuan teknologi, setiap kelas dibimbing oleh beberapa guru, kegiatan pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dengan baik, pembimbingan anak dengan menggunakan teori belajar konstruktivis dapat dilaksanakan, dan berbagai bentuk layanan pendidikan lainnya dapat dengan mudah untuk dilaksanakan. Sedangkan madrasah yang terletak di daerah dengan banyak pondok pesantren dengan stakeholder utamanya berasal dari santri pondok pesantren akan melaksanakan berbagai kegiatan pembelajaran yang sangat terkait dengan berbagai pelajaran yang ada di pondok pesantren tersebut dan kegiatan – kegiatan yang sangat terkait dengan pondok pesantren.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Stakeholder Lembaga pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam manajemen lembaga.Kesalahan dalam menentukan stakeholder potensial tersebut akan berdampak pada kesalahan dalam proses perubahan menejemen selanjutnya yang pada akhirnya akan menimbulkan tidak terserapnya produk dan layanut dengan lembaga pendidikan di masyarakat.Itulah sebabnya sebelum dilakukan analisis,lembaga pendidikan,harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya yang ada di lembaga tersebut dengan memproyeksikan stakeholder utama kedepan.
B.Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya rapa pembaca,kami harapkan keritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar