Mata Kuliah :KEPEMIMPINAN
Dosen Pengajar :
Yusri Teja, S.Pd.I., M.Pd
KEPEMIMPINAN
Judul
Makalah : Kepemimpinan dan Organisasi
Disusun Oleh:
NAMA : NUR ATHIRAH
NIM : 12 31 071
JURUSAN :
TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD
STAI DDI MAROS
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, berkat rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan tanpa mengalami hambatan
yang berarti. Tema dari makalah ini adalah "Kepemimpinan", yang
berjudul "Kepemimpinan Pendidikan". Pada
makalah ini akan membahas sedikit mengenai kepemimpinan yang menjadi suatu
contoh kehidupan sehari-hari, sehingga dengan sedikit memahami mengenai kepemimpinan
tersebut maka diharapkan kita dapat menambah wawasan tentang kepemimpinan.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
maupun pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan rasa terimakasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memudahkan kami dalam pembuatan makalah
ini. Ucapan termakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam
bagian-bagiannya. Untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan pada makalah ini. Akhir
kata kami sangat berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian demi tercapainya tujuan pendidikan serta kemajuan bangsa Indonesia.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata pengantar.................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3. Tujuan penulisan................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2
2.1 Hakikat
kepemimpinan......................................................................... 3
2.2 Teori
kepemimpinan.............................................................................. 4
2.3 Kepemimpinan
Yang Melayani............................................................ 7
2.4 Kepemimpinan
Sejati............................................................................ 8
2.5 Kepemimpinan
Dan Kearifan Lokal..................................................... 11
BAB III : PENUTUP.......................................................................................
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan
antara atu dengan yang lainnya.Istilah kepemimpinan sesungguhnya telah lama
menjadi bahan perbincangan oleh banyak orang ilmuam dan praktisi.Kepemimpinan
acapkali diasosiasikan dengan orang-orang yang dinamis dan kuat yang memimpin
bala tentara, mrngendalikan perusahaan besar, atau menentukan arah suatu bangsa
dan masyarakat.
Untuk menunjukan berapa pentingnya kepemimpinan dan betapa manusia
membutuhkannya, sampai ada pendapat yang keras mengatakan bahwa dunia atau umat
ymanusia di dunia ini pada hakekatnya hanya ditentukan oleh beberapa orang
saja, yakni berstatus sebagai pemimpin.Dalam organisasi kepemimpinan sangat
dibutuhkan untuk memeberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.Tanpa Pemimpin atau bimbingan, hubungan
antara tujuan perserangan atau tujuan organisasi mungkin menjadi renggang.
Oleh karena itu, Kepemimpinan sangat diperlukan bila
suatu organisasi ingin sukses.Terlebih lagi pekerja-pekerja yang baik selalu
ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisas,
dan paling tidak gairah para pekerja memerlukan kpemimpinan sebagai dasar
motivasi eksternal untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan
tujuan organisasi.Ciri dan sifat kepemimpinan adalh Kpemimpinan yang efektif
yaitu kemampuan seseorang pemimpin untuk mempengaruho atau memotivasi (bawahan)
untuk bisa bekerja dengan benar dan baik, sehingga tujuan bisa dicapai sesuai
dengan perencanaan.
Untuk memahami beberapa hal tentang kepemimpinan dalam
makalah ini dibahas beberapa hakekat kpemimpinan, teori kepemimpinan, bagaimana
menjadi pemimpin sejati, dan hubungan pemimpin dalam kearifan lokal.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
hakikat menjadi seorang pemimpin?
2.
Adakah
teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
3.
Apa
& bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?
4.
Apa & bagaimana
menjadi pemimpin sejati?
5.
Bagaimana hubungan
kearifan lokal dengan kepemimpinan?
1.3.Tujuan
Penulisan
1.
Untuk Mengetahui unsur-unsur yang
terkait tentang kepemimpinan
2.
Sebagai bahan bacaan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Hakikat Kepemimpinan
Kepemimpinan selalu menjadi objek pembicaraan yang menarik sepanjang sejarah
manusia di manapun. Hal ini antara lain disebabkan betapa besarnya pengaruh
seorang pemimpin baik dalam satu kelompok masyarakat, dalam sebuah organisasi
atau negara bahkan dunia. Betapa besarnya pengaruh seorang pemimpin, lihat saja
misalnya Presiden Amerika Serikat George Bush, disebabkan keputusannya, ribuan
nyawa manusia hilang dengan sia-sia di Irak. Kita pernah mendengar kisah
pemimpin yang arif bijaksana, otoriter sampai pemimpin yang kejam.
Selanjutnya, untuk memberikan pemahaman secara
mendalam tentang pengertian kepemimpinan berikut ditulis berbagai pendapat
sebagai berikut:
Ø
James J Cribin mengatakan kepemimpinan
adalah kemampuan memperolrh konsensus dan keikatan pada sasaran bersama,
melampoi syara-syarat organisasi, yang dicacpai ddengan pengalaman sumbangan
dan kepuasan di pihak kelompok kerja.
Ø
Miftah Thoha mendefinisikan kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku manusia baik perorangn maupun kelompok.
Ø
James A.F Stoner mengatakan bahwa
kepemimpinan manajerial adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh
kepada kegiatan – kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Ø
Chung dan Megginson mengatakan bahwa
Kepemimpinan adalah kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu
arah tertentu.
2.2. TEORI KEPEMIMPINAN
Beberapa literature yanag membahas tenang teori
kepemimpinan pada prinsipnya sama, yakni: ada empat asumsi dasar dalam teori
tersebut yang berusaha menenrangkan factor yang memungkinkan munculnya
kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Pertama, ada teori yang berasumsi
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, Kedua, ada teori yang berasumsi
bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya memungkinkan ia ada. Ketiga, ada
teori yang berasumsi bahwa kepemimpinan itu terjadi karena adanya kelompok
orang-orang, dania melakukan pertukaran dengan yang dipimpin.Keempat, ada pula
teori yang berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku
organisasi.
Untuk memberikan
gambaran secara rinci tentang teori-teori kepemimpinan, berikut dikutipkan
beberapa pendapat sebagai berikut:
Teori Sifat (Traits Theory)
Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu
memerlukan serangkaian sifat-sifat, cirri-ciri atau perangai tertentu yang
menjamin keberhasilan pada setiap situasi. Seorang pemimpin akan berhasil
apabila memiliki sifat-sifat, cirri-ciri perangai tersebut. Teori ini
berkesimpulan bahwa kepemimpinan “orang besar” didasarkan ada sifat-sifat yang
dibawa sejak lahir, jadi merupakan suatu yang diwariskan.Itulah sebabnya teori
ini dikenal sebagai “teori genetis”.Artinya, pemimpin-pemimpin adalah
dilahirkan dan dibentuk.
Teori Lingkungan (Environmental Theory)
Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin
itu merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan atau situasi dan
kondisi.Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan-tantangan
tertentu.Dan dengan sendirinya diperlikan orang-orang yang memiliki sifat-sifat
atau cirri-ciri tertentu yang cocok.Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin
dixebabkan oleh situasi dan kondisi.
Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang
menyatakan bahwa pemimpin-pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are
made not born)..seseorang akan muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam
lingkungan social, yaitu sustu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan situasi dan
kondisi social untuk bertindak dan berkarya mengatasi masalah-masalah social
yang timbul.
Teori Pribadi dan Situasi (Personal situation
Theory)
Teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan merupakan
produk dari terrkaitnya tiga factor yaitu:
a. Perangai (sifat-sifat) pribadi dari pemimpin.
b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya.
c. Kejadian-kejadian (atau masalah-masalah) yang dihadapi
oleh kelompok.
Penganut teori
ini ada yang menyatakan bahwa: studi tentang kepemimpinan harus berkenaan
dengan status, interaksi, persepsi dan perilaku individu-individu dalam
hubungan dengan anggota-anggotanya lain dari kelompok yang terorganisasi.
Pemimpin harus mengenal dirinya (dalam arti
sifat-sifatnya, mengenal kelompok yang dipimpin, mengenla situasi dan kondisi)
untuk selanjutnya mengembangkan sifat-sifatnya sendiri kea rah yang sesuai
dengan kelompok yang dipimpinnya dan sesuai pula dengan situasi dan kondisi
dimana ia memimpin.
Teori Interaksi dan Harapan
Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interkasi
dan partisipasi dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling
menyukai atau menyayangi astu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas
norma-norma kelompok. Demikian pula semakin tinggi seseorang dalam
kelompok,semakin mendekati kesesuaian kegiatannya denagn norma-norma, semakin
luas jangkauan interaksinya dan semakin besar pula jumlah anggota kelompok yang
tergerak. Yang penting harus dijaga agar aksi-aksi pemimpin tidak
menegecewakan.
Teori Humanistik (Humanistik Theory)
Teori ini berasumsi bahawa seorang pemimpin bisa dikatakan berahsil dalam
mengolah sesuatu organisasi jika ia mampu memberdayakan orang-orang yang ada di
dalamnya. Dengan kata lain, ia mampu membuat organisasi sedemikian rupa
sehingga member kebebasan dan kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan
motivasinya sendiri yang potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan pada saaat
yang bersamaan member sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.
Teori Tukar-menukar (Exchange Theory)
Teori ini berasumsi bahwa interaksi social menggambarkan suatu bentuk
tukar-menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan konstribusi dengan
pengorbanan-pengorbanan kempok anggota-anggota yang lain. Proses ini
sesungguhnya menekankan adanya “give and take” antara pemimpin dan yang
dipimpin. Itulah sebabnya teori ini juga dinamai sebagai teori beri-memberi.
Teori Kepemimpinan Psikonalisis
Seseorang berperilaku tertentu barangkali bukan karena untuk memenuhi
kepentingan bawahanya, tetapi barangkali untuk mengkompensasi kepribadiannya
yang frustasi.Teori ini mengatakan bahwa manusia sangat kompleks.Penampilan
luar tidak dapat dijadikan pegangan. Analis perlu kembali pada teori alam/manusia yang paling dasar untuk
memahami perilaku manusia atau oemimpin yang sangat kompleks.
Teori Kepemimpinan Romantis
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin ada karena pengikutnya.Para pengikut
ini mengembangkan pandangan “romantic” (ideal) mengenai adanya pemimpin yang
dapat membantu mereka mencapai tujuannya atau memperbaiki hidup mereka.Pemimpin
dibutuhkan untuk membantu menyedrhanakan permasalahan dunia yang sangat
kompleks. JIka bawahan
sudah tidak mempercayai pwmimpinnya, efektifitas kepemimpinan akan hilang,
tidak peduli denag tindakan pemimpin tersebut. Jika bawahan sudah mampu
mengorganisir mereka sendiri, maka pemimpin tidak akan diperlukan lagi.
Kepemimpinan Transformal Kharismatik
Pemimpin transaksional adalah sesorang yang menentukan apa yang harus
dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau
organisasi, dan membantu karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan
tugas tersebut. Sebalikny
apemimpin transformational seseorang yang memotivasi bawahan untuk mengerjakan
lebih dari yang diharapkan semula dan meningkatkan rasa pentingnya bawahan dan
nilai pentingnya pekerjaan.
2.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Dewasa ini manusia sering
beranggapan bahwa pemimpin haruslah menjadi orang yang dihormati dan dilayani
oleh para pengikutnya. Tanpa hak-hak spesial seperti itu, maka seorang
dirasakan tidak dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Akan tetapi, hal
di atas tidak sesuai dengan konsep modern kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
melayani, sebab pemimpin yang melayani adalah seorang yang menggerakkan dan
mentransformasi orang secara khas.
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering
diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat
fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun
banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah
sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan
hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari
hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
Seorang pemimpin bertugas merumuskan
visi komunitasnya, kemudian menciptakan kondisi yang membuat komunitas atau
organisasinya bergerak menuju visi tadi. Sementara ia dan pengikutnya bergerak
mereka mengalami perubahan atau transformasi. Kemampuan untuk menimbulkan gerak
dan transformasi terjadi karena berakar dari kepercayaan, baik yang berasal
dari Pencipta dan manusia lainnya.
Teori tentang kepemimpinan yang melayani mulai muncul sejak tahun 1977 ketika R.K. Green Leaf menulis buku " Servant Leadership : A Journey Into the Nature of Legitamate Power and Greatness".
Teori tentang kepemimpinan yang melayani mulai muncul sejak tahun 1977 ketika R.K. Green Leaf menulis buku " Servant Leadership : A Journey Into the Nature of Legitamate Power and Greatness".
Seorang pemimpin yang melayani
hanya dapat melakukan hal itu bila ia menghayati makna peran sebagai orang yang
melayani. Ia melakukan hal itu karena ingin melayani orang-orang, ia terdorong
untuk membuka kesempatan agar orang-orang disekitanya memiliki kebebasan lebih
luas untuk berkembang atau mengalami transformasi. Dengan bahasa sederhana ia
dapat menjadi pemimpin yang melayani bila memiliki hati yang melayani.
Secara definisi seorang yang melayani adalah seorang pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya dan komunitasnya, karena itu ia mendahulukan hal-hal tersebut daripada pencapaian ambisi pribadi (personal ambitious) dan kesukaannya saja. Impiannya ialah agar orang yang dilayaninya tadi akan menjadi pemimpin yang melayani juga.
Seorang pemimpin yang matang akan menyadari
bahwa pola atau gaya dan paradigmanya memang baik untuk masa dimana ia
melayani, namun di masa depan corak lingkungan kerja, dinamika organisasi dan
komunitasnya akan berbeda sehingga dibutuhkan suatu pendekatan, pola dan gaya
kepemimpinan yang baru. Pemimpin yang berhasil juga memiliki kesadaran tentang
life cycle atau daur hidup komunitas yang dipimpinnya. Ada masa lahir, masa
pertumbuhan, ada masa puncak dan ada masa penurunan serta uzur. Pada setiap
masa dibutuhkan corak kepemimpinan yang berbeda-beda. Kematangan seorang
pemimpin juga akan terlihat dalam kesediaanya menerima fakta bahwa orang yang
dipersiapkannya mungkin akan menentangnya, mengkritik kebijakannya dan mengubah
banyak hal.
2.4. KEPEMIMPINAN SEJATI
Kepemimpinan
adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan
dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika
terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang
kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam
organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi
pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan
sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan
adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan
seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga,
bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi
negerinya. ” I don’t think
you have to be waering stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody
who want to raise his hand can be a leader any time”,dikatakan dengan lugas
oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang
artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah
gelar pemimpin. Orang lainnya yang
ingin mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain waktu.
Sering
kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang
dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota
tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati
adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam
maximizer.
Konsep
pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima
oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan
pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati
dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah
kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Pelajaran
mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah
hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa
bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan
merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru
melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang
rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selam
bertahun – tahun.
Seperti
yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter
adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari
dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas
yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi
yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Sebuah jenis
kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan
sejati, yaitu :
· Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam
IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ
berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan
IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
· Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki
kualitas(quality), baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.
· Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi (
dibaca ‘chi’ dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).
· Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang
pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh – sungguh mengenali dirinya
(qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu
management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang
pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat
atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya
pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap
pribadi seorang pemimpin.Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang
disingkat menajadi 3C, yaitu :
1. Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).
2. Visi yang jelas (clear vision).
3. Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).
Ketiga
hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa
bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan
intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya
dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode
kepemimpinan).Seperti yang
dikatakan oleh John Maxwell, ” The only way that I can keep leading is to keep
growing. The the day I stop growing, somebody else takes the leadership baton.
That is way it always it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin
adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang
lain akan mengambil alih kepemimpinan tsb.
2.5. KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL
Kearifan local yaitu
spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan,
kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan
rumit,
Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang
selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan
suka cita.Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati
bawahannya.Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang
mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah.Serangkaian masalah tidaklah
boleh didiamkan.Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan
memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah
yang muncul.
Manusia di besarkan
masalah.Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah yang muncul dapat
ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat.Contohnya adalah
masalah banjir yang di alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir di
wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak
menguntungkan. Masalah ini
haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur
lainnya, diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang dilaksanakan tidak
berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat gorong –
gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu
sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki
beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,
atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap
teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar
seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki
dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership
from the inside out).
3.2 SARAN
Sangat diperlukan
sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu
perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar